Polisi Akan Periksa Miryam Terkait Serangan Air Keras Novel

CNN Indonesia
Rabu, 17 Mei 2017 12:33 WIB
Politikus Partai Hanura Miryam S Haryani akan diperiksa karena berpotensi menyimpan dendam kepada Novel Baswedan atas penetapannya sebagai tersangka e-KTP.
Politikus Partai Hanura Miryam S Haryani akan diperiksa karena berpotensi menyimpan dendam kepada Novel Baswedan atas penetapannya sebagai tersangka e-KTP. (CNN Indonesia/Joko Panji Sasongko)
Jakarta, CNN Indonesia -- Polisi berencana memeriksa politikus Partai Hanura Miryam S Haryani dalam kasus penyiraman air keras terhadap penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan.

Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Metro Jaya Komisaris Besar Raden Prabowo Argo Yuwono mengatakan, Miryam akan diperiksa karena berpotensi menyimpan dendam atas penetapannya sebagai tersangka dalam kasus dugaan memberikan keterangan palsu di persidangan perkara Kartu Tanda Penduduk (e-KTP).

"Kasus-kasus yang sedang ditangani Novel apa saja? Ada yang sakit hati atau tidak? Misalnya e-KTP, kami lakukan interview, kira-kira ada potensi atau tidak Miryam," kata Argo di Markas Polda Metro Jaya, Jakarta Pusat, Rabu (17/5).
Selain itu, menurutnya, penyidik juga akan memeriksa sejumlah pihak terkait kasus lainnya yang pernah ditangani oleh Novel, seperti kasus dugaan korupsi suap uji materi Undang-Undang No 41 tahun 2014 tentang tentang Peternakan dan Kesehatan Hewan yang menyeret hakim Mahkamah Konstitusi Patrialis Akbar.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kemudian ada lagi kasusnya di MK itu, potensi atau tidak itu? Ada yang sakit hati di situ? Makanya ini perlu kami lidik," beber Argo.

Begitu juga dengan pihak yang terkait kasus dugaan korupsi proyek Al-Qur'an dan pengadaan laboratorium MTs di Kementerian Agama (Kemenag) yang melibatkan tersangka Fahd El Fouz alias Fahd A Rafiq. Menurut Argo, penyidik akan memeriksa semua pihak terkait kasus yang pernah diselidiki oleh Novel.

"Kami cari motifnya, semuanya di situ," tutur Argo.
Novel diserang orang tak dikenal usai menunaikan salat subuh di masjid dekat rumahnya di Jakarta Utara pada April lalu. Siraman air keras menyebabkan luka parah pada kedua mata Novel.

Keluarga Novel telah menyatakan kecewa atas lambatnya pengungkapan kasus yang dilakukan pihak kepolisian. Selain itu Kepala Biro Humas KPK Febri Diansyah mengatakan, kekecewaan ini bukan karena alasan pribadi pada Novel, namun kekhawatiran insiden serupa menimpa penyidik KPK lainnya.

"Kami tahu teror-teror sebelumnya juga pernah terjadi dan tidak ada yang kami dengar pelakunya diproses secara tuntas," ujar Febri di gedung KPK, Jakarta, Jumat (12/5).
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER