Jakarta, CNN Indonesia -- Kepolisian Daerah Metro Jaya telah memeriksa 21 orang terkait kasus penyiraman air keras terhadap penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan. Dari jumlah itu belum ada satu pun saksi yang diduga sebagai pelaku atau ditetapkan tersangka hingga saat ini.
Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Metro Jaya Komisaris Besar Raden Prabowo Argo Yuwono mengatakan, penyidik masih mengumpulkan informasi terkait insiden yang terjadi pada Selasa (11/4) pagi tersebut.
Menurutnya, penyidikan dilakukan dengan mempelajari motif dan mengumpulkan keterangan saksi.
"Sudah 21 saksi. Pemeriksaan novel ini ada deduktif ada induktif," kata Argo di Markas Polda Metro Jaya, Jakarta Pusat, Kamis (18/5).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di tempat terpisah, Kepala Divisi Humas Polri Inspektur Jenderal Setyo Wasisto mengatakan, penyidik Polda Metro Jaya tengah memeriksa seorang laki-laki yang dicurigai melakukan penyiraman air keras terhadap Novel. Pria tersebut bernama Niko.
"Ada seseorang dengan inisial N yang sedang diperiksa. Dan ada indikasi ke sana (penyiraman Novel)," kata Setyo.
Ia memastikan penyidik akan berupaya menuntaskan perkara ini. Menurutnya, tingkat kesulitan kasus yang ditangani polisi berbeda-beda. Selain perlu banyak waktu, faktor keberuntungan juga menentukan.
"Kami terus bekerja, ada lebih dari lima orang walau ternyata alibinya tidak ada kaitannya dengan kasus yang terjadi," tutur Setyo.
Novel Baswedan saat ini masih dirawat di sebuah rumah sakit di Singapura. Dia menjalani operasi membran sel pada mata kanan dan kiri.
Kepala Biro Humas KPK Febri Diansyah mengatakan, dokter telah melakukan empat tindakan medis sebelum proses operasi yakni pengecekan kornea, pengambilan sampel darah dan urine, x-ray pada thorax, dan tes cardio.
"Operasi ini penting dilakukan karena menurut analisis medis pertumbuhan selaput kornea mata kiri dan kanan Novel stagnan," ujar Febri di gedung KPK, Jakarta, Rabu (17/5).