Jakarta, CNN Indonesia -- Kepolisian Republik Indonesia memastikan serangan bom bunuh diri di Kampung Melayu, Jakarta, Rabu (24/5), bukan dilakukan oleh oknum yang bergerak sendiri (
lone wolf).
Wakil Kapolri Komisaris Jenderal Syafruddin berkata, dua terduga pelaku serangan bom bunuh diri di Jakarta merupakan bagian dari kelompok teroris Jamaah Ansharut Daulah (JAD). Organisasi itu memiliki hubungan hierarki dengan kelompok teroris global ISIS.
"Pelakunya adalah kelompok Jamaah Ansharut Daulah. Ya, pasti (ada hierarki dengan ISIS)," kata Syafruddin di Kantor Kementerian Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan, Jumat (26/5).
Gerakan terorganisasi dalam serangan bom bunuh diri di Kampung Melayu juga diakui Menko Polhukam Wiranto. Ia berkata, aksi teror di ibu kota dilakukan dengan tujuan mengacaukan ketentraman publik.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Aksi bom bunuh diri juga dilakukan sebagai salah satu cara kelompok teroris menunjukkan eksistensinya dalam membangun peradaban baru berdasarkan keyakinannya. Mereka ingin mengubah tatanan negara bangsa yang ada.
"Kedua, menimbulkan korban sebesar-besarnya dan selalu dia melakukan aksi saat kita lengah," kata Wiranto.
Bom bunuh diri di Kampung Melayu menelan 16 korban, lima di antaranya meninggal dunia. Terdapat sembilan anggota kepolisian yang menjadi korban ledakan.
Saat ini, lima anggota tengah menjalani perawatan di RS Polri dan satu anggota lainnya dirawat di RS Premier Jatinegara. Sementara itu, tiga anggota lainnya meninggal dunia.
Sedangkan masyarakat sipil yang dirawat terdiri dari satu korban di RS Premier, dua orang di RSUD Budhi Asih, dan satu orang di RS Hermina. Adapun, satu korban sipil telah dipindahkan dari RS Premier ke RS Polri.
Di sisi lain, dua korban lainnya yang meninggal dunia diduga sebagai pelaku peledakan. Namun, kepastian ini akan didapat setelah polisi melakukan uji DNA.