Djarot Ingin Halte Transjakarta Dipasang Metal Detector

CNN Indonesia
Minggu, 28 Mei 2017 14:07 WIB
Usai kejadian teror bom di Kampung Melayu, Plt Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful ingin tiap halte Busway memasang metal detector.
Djarot Saiful Hidaya (CNN Indonesia/Bisma Septalisma)
Jakarta, CNN Indonesia -- Pelaksana tugas (Plt) Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat berkeinginan memasang metal detector di setiap Halte Transjakarta. Djarot juga meminta petugas memeriksa seluruh penumpang yang bakal menggunakan angkutan massal tersebut.

"Saya minta untuk Transjakarta juga untuk menyiapkan siapa pun, yang masuk halte itu diperiksa, ada metal detector, diperiksa semua," kata Djarot saat meninjau Halte Transjakarta Kampung Melayu, Minggu (28/5).

Djarot mengakui sistem ini nantinya bakal membuat pengguna Transjakarta merasa terganggu. Menurut kader PDIP itu, peningkatan sistem ini tentunya untuk memperkuat keamanan, bukan mempersulit penumpang angkutan massal tersebut.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Jadi saya mohon para pelanggan untuk bisa memberikan kesadaran, terutama di halte-halte yang nyaman dan strategis," tuturnya.

Djarot menyebut, rencana memasang metal detector ini tengah dibicarakan secara serius oleh jajarannya. Namun, pemasangan metal detector tak semua di Halte Transjakarta, namun di sejumlah halte besar dan strategis.

Selain memasang metal detector, Djarot juga meminta jajaran PT Transjakarta menambah jumlah Closed-circuit television (CCTV) di seluruh halte yang ada. Djarot mengatakan, keberadaan kamera pemantau itu sangat efektif mengamati orang-orang mencurigakan yang ada di halte tersebut.

"CCTV itu sangat efektif ya. Apapun yang terjadi di sini sudah terekam semua sehingga itu kita serahkan kepada pihak kepolisian," tuturnya.

Sementara itu, di tempat yang sama Direktur Utama PT Transjakarta, Budi Kaliwono menyatakan, saat ini sudah ada sekira 1.500 CCTV di 238 Halte Transjakarta. Dia mengklaim keberadaan CCTV sudah sangat efektif memantau semua hal yang terjadi di setiap halte.

"Operate control room kami itu mempekerjakan sekitar 300 orang. Jadi itu nanti akan lebih fokus untuk memperhatikan setiap CCTV," ujarnya.

Kerja sama dengan Polri

Lebih lanjut, Djarot mengungkapkan perlu adanya kerja sama dengan aparat kepolisian dalam mencegah setiap kejahatan yang terjadi di Halte Transjakarta, termasuk soal serangan bom dari terduga teroris.

Menurut Djarot, bila dilihat dari CCTV ada yang mencurigakan, pihaknya langsung menghubungi Polri.

"Untuk preventif kita amati semuanya. Ini membutuhkan tentu saja kepolisian juga akan terlibat untuk mengamati gerak-gerik orang yang ada terpantau di CCTV yang mencurigakan," tandasnya.

Seperti diketahui, pascaledakan bom bunuh diri pada Rabu (24/5) malam, operasional Halte Transjakarta Kampung Melayu ditutup sementara. Sampai siang ini, halte belum juga dioperasikan lantaran masih dalam perbaikan.

Titik ledakan bom bunuh diri itu pun tak jauh dari Halte Transjakarta Kampung Melayu. Sehingga, tak heran bila kaca-kaca di halte tersebut mengalami kerusakan.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER