Jakarta, CNN Indonesia -- Indonesia perlu mewaspadai pergerakan anggota Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) dari Marawi, Filipina. Sebab, Indonesia telah memiliki sel-sel tidur yang kemungkinan besar sudah tertanam di Indonesia sejak lama.
"Di Marawi itu, awalnya kekuatan ISIS hanya dipegang sekitar 50 sampai 100 orang saja. Sekarang bisa mencapai 600 orang, bahkan lebih. Ini yang harus diwaspadai. Karena enggak bisa dilihat sel-sel tidur yang sudah terbentuk dari awal," kata Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo, dalam acara buka puasa bersama di Jakarta kemarin.
Gatot mengatakan, sel-sel tidur ISIS itu dapat dibangunkan sewaktu-waktu. Bila sel tidur tersebut bangkit, maka akan ada berbagai macam konflik di Indonesia yang dapat terafiliasi dengan ISIS.
Ia menyebut, konflik itu bisa saja terjadi di kawasan Bitung, Sulawesi Utara; Morotai, Maluku Utara; Tarakan, Kalimantan Utara, atau pulau terluar Indonesia yang berbatasan dengan Filipina.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Gatot, apabila negara tidak bisa menangani dengan cepat, maka pihak-pihak luar yang memiliki kepentingan akan masuk dengan dalil memperjuangkan kedamaian.
"Saya ingat, presiden Palestina pernah bilang bahwa dulu negaranya adalah negara yang damai. Tapi ketika terjadi konflik, masuk satu negara dan yang lainnya atas nama kedamaian. Ketika itulah kedamaian hilang," kata dia.
Gatot meminta masyarakat melaporkan setiap melihat gerak-gerik orang tidak dikenal. Tak hanya kepada TNI, tetapi juga aparatur lainnya, seperti polisi maupun pemerintah daerah.
Dia juga mengaku telah melakukan safari dan menyampaikan imbauan terutama ke masyarakat di daerah-daerah rawan konflik, untuk bersosialiasi terkait langkah preventif masuknya militan ISIS ke Indoenesia.
"Nanti saya juga akan ke Tarakan, mencegah jangan sampai mereka lari ke tempat kita, karena benih-benih (ISIS) sudah ada," ujarnya.