Jakarta, CNN Indonesia --
“Bukan karyawan tafi mau dafet THR?”“Jadi anggota ormas aja.”Itu adalah kalimat yang muncul di akun Facebook Anda Bertanya Habib Rizieq Menjawab. Akun ini berisi tentang olok-olok terhadap Rizieq Shihab, pentolan Front Pembela Islam (FPI), namun tak diketahui siapa pemilik akun sebenarnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Akun itu mengunggah surat dari Forum Betawi Rempug Gardu 017 Korwil Jakarta Timur yang ditulis 12 Juni 2017. Intinya, mereka meminta Tunjangan Hari Raya (THR) kepada pengusaha.
“Demikianlah permohonan ini kami sampaikan dengan penuh pengharapan,” kata FBR dalam surat tersebut.
Mungkin unggahan adalah dugaan sindiran terhadap FBR—salah ormas di Jakarta. Namun akun itu, tak hanya menyindir soal FBR, namun sesuai namanya, juga diduga mengolok-olok tentang Rizieq Shihab.
Olok-olok hingga dugaan hinaan kepada orang lain di media sosial memang menjadi fenomena saat ini. Sejumlah orang menjadi korban karena diduga menghina Rizieq yang terjerat kasus dugaan cakap mesum.
Ada dokter Fiera Lovita dari Solok yang menjadi salah satu korban. Dia terpaksa mengungsi ke Jakarta karena diduga mendapat teror dari FPI.
Pemburuan sewenang-wenang hingga teror itu dikenal dengan istilah persekusi.
Namun, akun macam Anda Bertanya Habib Rizieq Menjawab, memiliki tujuan soal penulisan statusnya di Facebook.
Akun tersebut menuliskan
‘100% asli farodi demi melawan kebahlulan, fanatisme semfit, kekakuan berfikir, ultra faranoid dan femujaan kekerasan, dengan cara unyu sekaligus barokah’.Pemilik akun juga menuliskan di profilnya berupa keterangan ‘Ketua Front Parodi Intelek’ yang diduga sebagai
plesetan dari FPI.
[Gambas:Facebook]Akun itu kerap menuliskan status dengan kata-kata pedas yang menyindir Rizieq dan FPI. Tak jarang statusnya juga dibanjiri ratusan komentar oleh para netizen yang ikut-ikutan menyindir. Mereka memanfaatkan akun di media sosial untuk saling balas.
Lantas apa pendapat MUI soal interaksi di media sosial?
“Media sosial itu ada manfaat dan juga dosanya. Bulan Ramadan ini menjadi timing yang tepat untuk menahan diri, termasuk menggunakan media sosial yang tidak baik,” tambah Ketua MUI KH Ma'ruf Amin, dalam satu diskusi pekan ini.
MUI sendiri menerbitkan fatwa tentang bagaimana proses muamalah di media sosial. Ma’aruf menilai media sosial banyak berisi berita bohong, adu domba pornografi, namun yang paling terasa kebencian dan permusuhan.
“Bagi kami ulama Islam, kerusakan harus ditolak, karena itu langkah yang kami ambil sesuai kewenangan maka kami mengeluarkan fatwa tetang muamalah di media sosial,” tambah dia.
Arena Saling SindirSosiolog UGM Sunyoto Usman mengatakan, kebebasan berekspresi di media sosial saat ini dimanfaatkan sejumlah orang sebagai arena saling sindir atau bahkan bullying.
Namun berbeda dengan tindakan
bullying di kehidupan nyata, di media sosial tindakan ini kerap dibalas bukan oleh orang yang mendapat perlakuan
bullying.
“Di media sosial itu memfasilitasi banyak orang. Jadi ketika seseorang disindir atau di-
bully belum tentu yang membalas orang yang di-
bully, tapi pihak lain yang kemudian menjadikannya arena untuk saling mem-
bully,” ujar Usman kepada CNNIndonesia.com
Usman khawatir tindakan itu akan berdampak buruk bagi para pengguna media sosial.
Mestinya, kata dia, pemerintah lebih ketat mengawasi penggunaan media sosial di Indonesia. Jika tidak, menurutnya hal ini akan memicu konflik hingga menyebabkan terjadinya persekusi seperti yang terjadi belakangan.
“Kita tidak ada mekanisme kontrol itu. Sekarang seolah-olah orang boleh berekspresi apa saja di media sosial,” katanya.
Ia menilai, pemerintah Indonesia bisa mencontoh China yang membatasi penggunaan media sosial bagi warganya. Bahkan China melarang warganya untuk mengakses Facebook hingga Google.
 Presiden Jokowi menghimbau agar warga tak menyebarkan fitnah melalui media sosial. (CNN Indonesia/Christie Stefanie) |
Tak hanya MUI, Presiden Jokowi pun sempat angkat suara soal media sosial. Dia meminta masyarakat tak menyebarkan berita bohong.
“Marilah bersama-sama kita hentikan penyebaran berita bohong atau hasutan yang mengandung fitnah dan kebencian di sosial media,” kata dia awal Juni lalu.
Namun, sindiran soal THR dari FBR, akun Anda Bertanya Habib Rizieq Menjawab tetap menuliskan kelanjutan unggahan sebelumnya.
Akun tersebut mencuplik status seseorang yang mengaku anggota ormas tersebut,ketika membela permohonan THR yang ditujukan kepada pengusaha. Tulisannya pun tetap lucu.
“Fenjelasan dari anggota Ormas,” kata akun itu singkat.
Namun status itu diserbu
netizen. Ada 287 komentar, 172 kali dibagikan dan 1.300 orang bereaksi atas unggahan tersebut. Bisa jadi, akun itu tak akan berhenti menulis status yang bersifat ‘100 persen farodi untuk melawan kebahlulan.’