Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu akan membahas persoalan ISIS bersama menteri pertahanan dari Filipina, Malaysia, Brunei Darussalam, dan Singapura. Dengan pertemuan itu, Ryamizard ingin menunjukkan bahwa mereka siap menghadapi Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).
Mereka akan berkumpul di Tarakan, Kalimantan Utara, pada 19 Juni mendatang. Menurut Ryamizard, persoalan ISIS di Marawi, Filipina Selatan, harus segera disikapi oleh negara-negara kawasan.
"Pertemuan ini dilakukan agar mereka (ISIS) tahu, kalau ada apa-apa kita sudah siap," kata Ryamizard di Kementerian Pertahanan, Jakarta, Kamis (15/6).
Mantan Kepala Staf TNI Angkatan Darat itu juga menanggapi status siaga satu di wilayah Sulawesi Utara. Menurutnya, status siaga satu itu ditetapkan karena daerah tersebut berdekatan dengan Filipina.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sulut siaga I karena dari atas (Filipina) ke bawah (Sulut). Di sana sudah siaga satu, sudah bela negara setiap hari," kata Ryamizard.
Sementara di wilayah Riau, menurutnya, hanya cukup meningkatkan kewaspadaan. Status siaga belum perlu ditetapkan di sana.
"Saya mengerti masalah ISIS. Saya dapat informasi dari mana-mana, jadi belum (siaga) dulu. Waspada boleh-boleh saja, tidak usah siaga-siagaan lah," kata Menhan.
Ryamizard mengatakan, selama ini Indonesia selalu melakukan pengamanan di wilayah perairan. Bahkan patroli pengamanan di perairan dilakukan secara trilateral oleh Indonesia, Malaysia, dan Filipina.
"Masalah ISIS yang akan timbul ini, sejak 1,5 tahun saya sudah bilang akan datang, datang kan," katanya.
Ryamizard pun mengimbau, kewaspadaan terhadap ancaman ISIS ini perlu ditingkatkan. Dia menegaskan, ISIS merupakan musuh bersama seluruh bangsa Indonesia, baik tentara, polisi, masyarakat, maupun wartawan.