Kapolda Maluku Utara Deteksi Ancaman Aksi Teror

CNN Indonesia
Jumat, 16 Jun 2017 12:00 WIB
Kepolisian Daerah Maluku Utara menyebut ancaman radikalisme bukan lagi sekadar wacana. Polisi bahkan mendeteksi potensi terjadinya aksi teror.
Ilustrasi. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)
Jakarta, CNN Indonesia -- Kapolda Maluku Utara (Malut) Brigjen Tugas Dwi Apriyanto menyatakan pihaknya mendeteksi ancaman aksi teror berpotensi terjadi di wilayah Provinsi Maluku Utara.

"Ancaman radikalisme saat sekarang bukan hanya wacana, tetapi sudah nyata dan kami mendeteksi di Maluku Utara sangat berpotensi terjadi aksi teror," kata Apriyanto, seperti dikutip Antara saat menggelar rapat koordinasi lintas instansi Provinsi Maluku Utara dalam rangka operasi bersandi Ramadaniya 2017, di Ternate, Jumat (16/6).

Menurut Apriyanto, ancaman aksi teror berpotensi terjadi akibat imbas kerusuhan di Marawi, Filipina. Dia mengimbau seluruh lapisan masyarakat mewasadai ancaman tersebut melalui kerja sama, khususnya Operasi Ramadaniya 2017.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kesiapan dalam operasi ini idealnya kita harus siap melakukannya baik di darat, laut, maupun udara sehingga memerlukan sinergi seluruh instansi terkait," kata Apriyanto.
Apriyanto juga mengimbau kepada kontestan maupun elite yang berkepentingan dalam momentum politik jelang Pemilihan Gubernur Maluku Utara agar dapat memberikan kesejukan kepada masyarakat.

Untuk keamanan di tingkat masyarakat, kata Apriyanto, warga dapat menghidupkan kembali siskamling sebagai salah satu upaya mengantisipasi teroris di Malut, terutama di daerah Halmahera Utara dan Pulau Morotai.
"Selain melaksanakan patroli kita wajib menyambangi masyarakat dan saya berharap seluruh anggota jangan lengah dengan kondisi yang ada dan hidupkan kembali kegiatan siskamling dengan tujuan menghindari hal-hal yang tidak diinginkan," kata Apriyanto.

Apriyanto mengingatkan kepada masyarakat untuk tetap menjaga sikap dan tetap waspada agar tidak menimbulkan kicauan negatif di tengah masyarakat.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER