Jakarta, CNN Indonesia -- Sebagian besar sopir bus mudik yang direncanakan berangkat dari Terminal Terpadu Pulo Gebang, Jakarta tidak lolos tes kesehatan karena tekanan darah yang tinggi atau hipertensi.
Sejak 15 Juni- 21 Jun, tercatat sedikitnya 32 sopir yang gagal dalam tes kesehatan, dan 30 di antaranya tidak lolos tes karena memiliki hipertensi. Hal tersebut mengakibatkan para sopir tidak diperkenankan mengendarai bus pada masa mudik tahun ini.
"Tidak boleh berangkat. Ini sudah fatal. Tensinya di atas 200," tutur Koordinator Bantuan Kesehatan, Syafrudin di Terminal Pulo Gebang, Kamis (22/6).
Nantinya, lanjut Syafrudin, pihak perusahaan otobus (PO) harus mengganti sopir yang bermasalah tersebut dengan sopir cadangan yang juga harus mengikuti tes kesehatan terlebih dahulu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di samping hipertensi, ada dua sopir lain yang gagal tes kesehatan karena positif mengonsumsi alkohol. Perihal itu, Syafrudin menyerahkan kedua sopir tersebut kepada pihak kepolisian dan Dinas Perhubungan agar memberi sanksi kepada PO yang bersangkutan.
"Enggak boleh (berangkat) juga. Alkohol itu sama seperti narkotik. Itu urusannya dishub, polisi, dan PO deh," tutur Syafrudin.
Selain itu, Tim Bantuan Kesehatan Terminal Pulo Gebang juga memberi status laik dengan catatan kepada sopir yang memiliki masalah dengan kesehatannya. Sejak Kamis (15/6) hingga Rabu (21/6), ada 88 orang yang diberi status laik dengan catatan.
Sopir yang laik dengan catatan tersebut boleh berkendara pada masa mudik tahun ini. Namun, harus mengikuti rekomendasi yang diberikan Tim Bantuan Kesehatan. Misalnya, harus beristirahat setelah beberap jam mengemudi.
"Boleh mengemudi dengan catatan. Beberapa jam harus istirahat. Biasanya empat jam harus istirahat," kata Syafrudin.
Sopir-sopir tersebut juga harus mengonsumsi obat yang diberikan oleh Tim Bantuan Kesehatan. Obat itu sendiri diberikan secara gratis kepada para sopir.
"Obatnya dari sini disiapkan. Gratis. Ini dari puskesmas terdekat," imbuh Syafrudin.
Diproses HukumPolda Metro Jaya bersama Dinas Perhubungan DKI Jakarta dan Jasa Raharja melakukan tes urine kepada beberapa sopir bus yang akan berangkat melalui Terminal Pulo Gebang.
Kegiatan tersebut merupakam bagian dari operasi Ramadnya 2017.
Di sela-sela kegiatan, Dirlantas Polda Metro Jaya, Halim Pagara mengatakan bakal memproses hukum jika ada pengemudi yang positif menggunakan narkotik.
"Hari ini kita melakukan pengecekan narkotik kepada beberapa pengemudi. Apabila terjadi, akan diproses hukum," kata Halim di Terminal Pulo Gebang, Kamis (22/6).
Di tempat yang sama, Kadishub DKI Jakarta Andriansyah juga akan memberi peringatan kepada PO yang bersangkutan jika ada pengemudi yang positif menggunakan narkotik.
Dia akan memberi peringatan berjenjang hingga tiga kali. Jika sudah lebih dari tiga kali namun masih ada pengemudi yang positif narkotik, maka pihaknya akan mengusulkan pencabutan operasi PO yang bersangkutan.
"Akan usulkan untuk pencabutan operasi untuk AKAP," kata Andriansyah.