Jakarta, CNN Indonesia -- Kepala Densus 99 Barisan Ansor Serbaguna (Banser) Nahdlatul Ulama, Nurruzaman mengklaim punya tim khusus untuk memata-matai pergerakan anggota dan simpatisan kelompok radikal ISIS. Banser juga tak gentar pada ancaman ISIS dan siap melawan.
“Kami mengumpulkan seluruh informasi di semua tempat agar dapat informasi yang sama. Tapi tidak seperti informan badan negara yang dalam, kami hanya di permukaan saja," kata Nurruzaman di kantor Pengurus Besar Nadhlatul Ulama, Jakarta Pusat, Senin (10/7).
Meski hanya di permukaan, Nuruzzaman mengatakan informasi yang ia dapat cukup untuk melakukan kajian dan perlawanan pada ISIS. Informasi itu juga dinilai cukup juga untuk memberikan rekomendasi pada pihak-pihak terkait.
Nurruzaman mengklaim ada sekitar tiga juta anggota Banser dan Ansor di seluruh Indonesia. Anggota yang tersebar di berbagai daerah selalu memberikan informasi ke pusat bila terjadi masalah.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain itu, Banser juga melakukan pemantauan pada dunia maya lantaran rekrutmen dan ajaran ISIS juga disebarkan melalui media sosial. Nurruzaman mencontohkan seperti pelaku penusukan dua anggota Brimob yang terpengaruh oleh media sosial.
"Kami berkepentingan untuk memantau dengan melakukan pemantauan terhadap akun radikal. Kami pantau apa saja, berapa, siapa saja ada dimana saja dan lain-lain," kata Nurruzaman.
Soal ancaman yang dilayangkan ISIS seperti yang tercantum di pagar Polsek Kebayoran Lama, Nuruzzaman menegaskan Banser tidak gentar dan siap melawan.
“Sejak awal kami sudah sampaikan bahwa itu bukan cara-cara ISIS. ISIS tidak mungkin melakukan ancaman hanya dengan memasang bendera. Kalau ISIS, pasti kantor polisi sudah di bom atau polisi sudah ada yang mati," kata Nurruzaman.