Jakarta, CNN Indonesia -- Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) meningkatkan pengamanan di sejumlah wilayah perbatasan. Langkah ini untuk menyikapi kabar terkait sejumlah WNI yang bergabung ISIS akan segera pulang ke Indonesia.
Kepala Bagian Penerangan Umum Divisi Humas Polri Komisaris Besar Martinus Sitompul mengatakan, polisi tengah menulusuri jejak WNI yang menjadi simpatisan ISIS dengan menemui pihak keluarga masing-masing.
"Kami memperkuat perbatasan, kemudian melakukan monitoring terhadap mereka yang sudah pulang yang ada di Indonesia keluarganya," kata Martinus di Mabes Polri, Jakarta Selatan, kemarin (12/7).
Martinus mengatakan, lembaganya sangat hati-hati menyikapi informasi tersebut. Saat ini Polri tengah melakukan pengelompokan untuk mengetahui jumlah pasti WNI simpatisan ISIS yang akan pulang ke Indonesia.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia menjabarkan, pihaknya mendata jumlah WNI yang pernah berangkat ke Suriah untuk bergabung dengan ISIS berdasarkan jenis kelamin. Polri juga melacak keberadaan WNI yang telah yang berangkat ke Suriah melalui jalur ilegal.
"Misalnya mereka yang berangkat melalui Malaysia atau Singapura dengan alasan mau sekolah atau wisata," katanya.
Martinus melanjutkan, Polri juga tengah menghitung jumlah WNI yang keberangkatannya menuju Suriah berhasil digagalkan. Pihaknya juga tengah mencari data pasti terkait jumlah WNI yang tewas dalam peperangan di Suriah.
Sementara, polisi juga telah mengkalkulasi jumlah WNI yang telah pulang atau dideportasi dari berbagi negara lantaran hendak bergabung dengan ISIS.
WNI Melarikan Diri Dari ISIS. (Courtesy CNN Indonesia TV) |
Seluruh langkah itu harus dilakukan karena Polri yakin situasi yang terjadi di Irak dan Suriah akan berdampak pada situasi keamanan dan ketertiban masyarakat di Indonesia.
"Jadi itu yang kami data. Karena, apa yang terjadi di luar negeri akan berdampak, baik secara langsung maupun tidak langsung, karena ada WNI di sana," tuturnya.
Setelah sekitar dua tahun menjadi simpatisan ISIS di Suriah, belasan warga negara Indonesia akhirnya memutuskan untuk kabur. Kini, mereka sedang berada di Kamp Ain Issa dan menyatakan ingin pulang ke Indonesia.
Salah satu WNI yang diwawancarai oleh
CNN Indonesia, Nurshadrina Nailah menuturkan, dirinya dan 16 WNI lain ingin pulang karena menemukan banyak perbedaan antara yang dijanjikan di media sosial dengan kenyataan di lapangan.
“Ketika di asrama itu, saya melihat keanehan dan perbuatan yang jauh dari Islam,” kata Nurshadrina.
Sementara itu, WNI lain bernama Difansa Rahmani menyampaikan, dari 17 WNI tersebut, 12 di antaranya berada di kamp Ain Issa, sementara lima laki-laki lainnya mendekam di penjara Kobane.