Lonceng Kematian Bemo di Aspal Ibu Kota

CNN Indonesia
Selasa, 08 Agu 2017 17:14 WIB
Seiring berjalannya waktu, Bemo tak kuasa melawan kemajuan zaman. Transportasi roda tiga ini harus mati karena modernisasi transportasi di kelasnya.
Seiring berjalannya waktu, Bemo tak kuasa melawan waktu. Transportasi roda tiga ini harus mati karena modernisasi transportasi di kelasnya. (CNN Indonesia/Hesti Rika).
Jakarta, CNN Indonesia -- Bemo alias Becak Motor pertama kali digunakan sebagai transportasi warga Jakarta tahun 1962. Sejak saat itu, eksistensi Bemo sudah teruji bisa melewati banyak generasi.

Kini, setelah 55 tahun hidup di jalanan Ibu Kota, lonceng kematian Bemo sudah bergema. Lonceng kematian itu bergema setelah Dinas Perhubungan DKI Jakarta, Selasa (1/8) memusnahkan Bemo-Bemo hasil razia.

Salah satu tempat penghabisan Bemo di kawasan Rawa Buaya, Cengkareng, Jakarta Barat. Di sana kendaraan roda tiga itu dieksekusi sampai tak bisa dikenali. Hasilnya tinggal tulang belulang besinya saja, dan menyisakan segala kenangannya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pertama kali hadir, Bemo diperuntukan untuk menyemarakan event olahraga Ganefo. Sejak itu Bemo menjadi kendaraan transportasi favorit warga Ibu Kota dari 1960-an sampai 1980-an. Saat itu Bemo hadir untuk menggantikan becak kayuh dengan tenaga manusia.

Kendaraan ini menjadi favorit karena bodinya yang kecil sehingga bisa menjangkau jalan-jalan sempit. Tentunya, Bemo juga menjadi lebih cepat dan praktis ketimbang becak kayuh.
Soal ukurannya yang kecil, itu sesuai nama aslinya, yakni Daihatsu Midget. Midget berarti kerdil. Ya, Bemo memang diproduksi oleh Daihatsu, pabrikan asal Jepang. Kala itu, Daihatsu memproduksi kendaraan roda tiga ini untuk melawan Toyoace, truk kecil roda empat buatan Toyota.

Daihatsu mulai memasarkan midget tahun 1957. Selain Indonesia, Jepang juga mengekspornya ke sejumlah negara di Asia.

Jadi 'Raja' Jalanan

BACA HALAMAN BERIKUTNYA

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER