KLHK Pulihkan Lahan Gambut dengan Tanaman Non Sawit

CNN Indonesia
Rabu, 16 Agu 2017 00:51 WIB
Pemulihan lahan gambut bekas terbakar di kawasan Kedaton, Sumatera Selatan, merupakan bukti lahan gambut bekas terbakar bisa ramah terhadap tanaman non sawit.
KLHK memulihkan lahan gambut bekas terbakar dengan tanaman non sawit. (CNN Indonesia/Tiara Sutari)
Sumatera Selatan, CNN Indonesia -- Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menyatakan upaya pemulihan lahan gambut dengan tanaman non sawit bisa dilakukan dengan metode yang tepat.

Pemulihan lahan gambut bekas terbakar seluas 20 hektare di kawasan Kedaton, Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), Sumatera Selatan, merupakan bukti bahwa lahan gambut bisa ramah terhadap tanaman-tanaman non sawit. Penanaman tanaman non sawit sekaligus untuk mencegah kebakaran lahan setiap musim kemarau, karena alih fungsi lahan gambut menjadi area perkebunan sawit justru dinilai rentan memicu kebakaran lahan.

"Dengan metode dan perlakuan khusus, pohon-pohon yang tidak cocok ditanam di lahan gambut pun bisa tumbuh," kata Peneliti Litbang Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Bastoni di kawasan restorasi gambut, Ogan Ilir, Sumatera Selatan, Selasa (15/8).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

KLHK pertama kali melakukan restorasi lahan gambut di areal seluas 20 itu pada tahun 2010. Namun, menurut Bustoni, penelitian telah dilakukan sejak lahan tersebut terbakar pertama kali di tahun 1997.

"Sejak saat itu, kita mulai mencari bagaimana agar lahan tersebut tidak terbakar, tentu selain sawit kita harus mencari pohon lain yang lebih kuat menahan serangan kemarau," kata Bastoni.
Lahan gambut di OKI itu awalnya terbilang tidak ramah terhadap beberapa jenis pohon non sawit. Jenis-jenis ini sebenarnya merupakan pepohonan yang jika ditanam secara alami akan sulit tumbuh di kawasan lahan gambut yang telah terbakar.

"Ya seperti pohon Ramin, Jelutung, Punak, Meranti, Medang, ini sulit tumbuh di lahan bekas kebakaran, tapi justru sekarang mereka tumbuh subur," kata dia.

Namun, kini, kata Bastoni, pertumbuhan pohon pun cukup memuaskan. Pada areal restorasi tersebut ada sekitar 25 jenis tanaman lokal hutan rawa gambut yang berasal dari Sumatera Selatan, Jambi, dan Riau.

Ke depannya, KLHK akan memperluas kawasan restorasi dengan memanfaatkan hasil penelitian tersebut untuk mencegah terulangnya kebakaran hutan hebat di kawasan gambut seperti yang terjadi pada 2015 lalu.

"Tidak hanya di Oki, kita akan terapkan ini di daerah lain, ini salah satu metode penyelamatan hutan dari kebakaran," kata dia.

Selama ini, lahan gambut kerap beralih fungis menjadi lahan kelapa sawit yang memiliki nilai ekonomi tinggi.

Padahal pada tahun 2016, Guru Besar Universitas Kyoto, Jepang, Kosuke Mizuno pernah mengatakan, pemulihan lahan gambut yang rusak dengan menanamkan kelapa sawit justru memunculkan potensi terbakarnya lahan tersebut.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER