Wiranto: Bicara Munir Jangan Tanya Saya

Lalu Rahadian | CNN Indonesia
Jumat, 08 Sep 2017 15:14 WIB
Menko Polhukam Wiranto menolak mengomentari penyelesaian kasus pembunuhan aktivis HAM Munir. Ia lebih tertarik bahas infrastruktur dalam negeri.
Menko Polhukam Wiranto enggan menanggapi terkait perkembangan kasus pembunuhan aktivis HAM Munir. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)
Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Wiranto tak mau membicarakan penyelesaian kasus pembunuhan aktivis HAM Munir Said Thalib yang terjadi 13 tahun lalu.

Alih-alih membicarakan kasus Munir, Wiranto justru meminta wartawan untuk lebih banyak membicarakan perkembangan pembangunan di dalam negeri. Ia mengaku tak mau menjawab pertanyaan seputar kasus pembunuhan Munir.

"Mbok ya bicara yang pembangunan kita bagaimana, teritorial kita yang dijarahin bagaimana. Ya kamu bicara sendiri saja (soal kasus Munir) jangan tanya saya," kata Wiranto dengan nada tinggi usai memberi kuliah umum di Universitas Negeri Jakarta, Jumat (8/9).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Munir tewas diracun arsenik dalam penerbangan Jakarta menuju Amsterdam. Ia diracun oleh pilot penerbangan saat itu, Pollycarpus.

Kasus pembunuhan Munir tidak berhenti sampai ditahannya sang pelaku lapangan. Pengusutan tetap berlanjut hingga pemerintah membentuk tim pencari fakta (TPF) untuk membuka kasus Munir.
Hasil penyelidikan TPF sempat dipermasalahkan karena tak bisa diakses oleh publik. Akses terhadap hasil penyelidikan tetap tak bisa diakses pasca Mahkamah Agung menolak kasasi permohonan yang diajukan istri Munir, Suciwati.

Pada peringatan 13 tahun kematian Munir, Suciwati mengaku selalu melibatkan anaknya dalam perjuangan membuka dokumen hasil penyelidikan TPF KMM. Tak ada yang ia tutupi pada kedua anaknya itu.

"Itu juga bagian dari andil ketika mereka izinkan (saya perjuangkan pembukaan dokumen Munir). Mereka juga ikut advokasi Abahnya," kata Suciwati di depan Istana Merdeka, Jakarta Pusat, Kamis (7/9).

Suciwati sendiri kecewa dengan Jokowi yang sebelumnya berjanji akan menyelesaikan masalah pelanggaran HAM. Undangan untuk hadir dalam upacara 17 Agustus 2017 ia acuhkan lantaran merasa tidak penting untuk bertemu dengan banyak pejabat negara selama kasus Munir belum terungkap. Slogan Revolusi Mental yang dikampanyekan Jokowi dinilainya hanya omong kosong.

Suciwati ingat betul bagaimana Jokowi meneleponnya saat kampanye Pilres 2014 untuk meminta dukungan. Kala itu Suciwati bertanya kepada Jokowi mengapa sering duduk dengan mantan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Abdullah Mahmud Hendropriyono dalam sebuah acara. Padahal menurut Suciwati, Hendropriyono adalah orang yang patut diduga terlibat dalam pembunuhan suaminya.

"Beliau sepertinya tidak mau tahu,” katanya.

“Saya tidak pernah heran ketika mau maju presiden seperti itu dan ketika jadi presiden kita bisa lihat seperti apa," kata Suciwati.

Suciwati pesimistis Jokowi akan membuka dokumen tersebut. Karena itu ia berharap, Jokowi tidak kembali jadi Presiden di periode selanjutnya.

"Tiga tahun saja enggak ngapa-ngapain terhadap HAM, gimana kita mau nambah lagi?" kata Suciwati. (djm/djm)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER