Fahri Hamzah Bela Megawati soal Aung San Suu Kyi

Abi Sarwanto | CNN Indonesia
Jumat, 08 Sep 2017 19:52 WIB
Menurut Fahri, kedua tokoh itu tidak dapat disamakan meski sama-sama merupakan tokoh demokrasi di negara masing-masing.
Menurut Fahri, kedua tokoh itu tidak dapat disamakan meski sama-sama merupakan tokoh demokrasi di negara masing-masing. (CNN Indonesia/M. Andika Putra)
Jakarta, CNN Indonesia -- Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah angkat bicara mengenai tulisan Dhandy Dwi Laksono yang menyamakan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri dengan penasihat Myanmar Aung San Suu Kyi.

Menurut Fahri, kedua tokoh itu tidak dapat disamakan meski sama-sama merupakan tokoh demokrasi di negara masing-masing.

"Bu Megawati nggak pernah dapat hadiah Nobel, Aung San Suu Kyi dapat Nobel Perdamaian. Bu Megawati nggak pernah berkuasa secara absolut, Suu Kyi bisa dibilang absolut karena menang pemilunya mutlak," kata Fahri di Kompleks Parlemen, Jakarta, Jumat (8/9).‎

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tak hanya itu, menurut Politikus yang dipecat PKS ini, perbedaan mendasar antara Megawati dan Suu Kyi‎ adalah mengenai kewenangan yang dimiliki keduanya.
Salah satunya adalah Megawati belum pernah mengalami kasus seperti yang dialami Suu Kyi dalam menangani krisis kemanusiaan terhadap etnis Rohingya di Rakhine State Myanmar.

Sementara itu, Suu Kyi dengan kewenangan dan kekuasaannya disebut seharusnya dapat menghentikan aksi pembantaian dan kekerasan terhadap etnis Rohingya.

"Bu Mega belum pernah. Jadi nggak bisa disamakan. Dari sisi sensitivitas terhadap nyawa, terhadap hak-hak orang, dan terhadap dikte dari negara lain, dan sebagainya, Megawati jauh lebih sensitif," kata Fahri.

Dugaan Penghinaan

Dandhy dilaporkan oleh Relawan Perjuangan Demokrasi (Repdem) Jawa Timur ke Polda Jawa Timur, pada Rabu (7/9). Repdem adalah salah satu organisasi sayap Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan yang saat ini diketuai oleh anggota DPR Masinton Pasaribu.

Repdem menganggap status Dandhy tersebut mengandung penghinaan dan ujaran kebencian terhadap Presiden Joko Widodo dan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri.

Ketua Dewan Pimpinan Nasional Relawan Perjuangan Demokrasi (Repdem) Masinton Pasaribu meminta agar Dhandy mengklarifikasi tulisannya sebagai bentuk pertanggungjawaban atas artikel yang membandingkan Megawati dengan Penasihat Negara Myanmar Aung San Suu Kyi (asa)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER