Jakarta, CNN Indonesia -- Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat menginginkan massa Aksi 299 pada Jumat (29/9) besok menjaga ketertiban dan keamanan dalam menyampaikan aspirasi.
Aksi tersebut bertujuan untuk menolak Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2017 tentang Organisasi Kemasyarakatan (Perppu Ormas) dan menolak kebangkitan Partai Komunis Indonesia (PKI).
"Harus tertib, tidak merusak, hargai [warga] yang lain, yang punya pekerjaan," kata Djarot menanggapi rencana aksi 299 di Balai Kota DKI Jakarta, Kamis (28/9).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Djarot pun mengaku sudah menerima pemberitahuan dari Kapolda Metro jaya Irjen Pol Idham Aziz perihal aksi yang akan diklaim bakal diikuti ribuan orang tersebut. Aksi massa besok itu bakal berlangsung di dua tempat yakni di kawasan Tugu Tani, Jakarta Pusat dan depan Gedung DPR/MPR, Jakarta Selatan.
Mengenai tujuan
aksi 299 yang salah satunya menolak PKI, Djarot enggan berkomentar banyak. "PKI kan sudah dilarang. PKI itu Partai Komunis Indonesia, toh? Kan sudah dilarang dari dulu," ujarnya.
Semenjak aksi bela Islam yang dilakukan gabungan elemen masyarakat yang tergabung dalam Gerakan Nasional Pengawal Fatwa MUI (GNPF MUI) pada 14 Oktober tahun lalu, kerap muncul aksi massa yang diidentikkan pada penyebutan tanggal cantik.
Setelah aksi tersebut, aksi berlanjut pada 4 November 2016 yang dikenal dengan istilah 411. Dan, yang disebut menggemparkan adalah pada 2 Desember 2016. Aksi pada 2 Desember itu lalu disebut dengan nama 212.
Pada aksi itu, wilayah Jakarta Pusat di sekitar Monas menjadi memutih karena massa salat Jumat bersama dalam rangkaian aksi menuntut hukuman terhadap Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) yang dituding telah menistakan agama.
Usai aksi tersebut, lalu dibentuklah Alumni 212 dengan corong presidium yang kini dipimpin Ketua Bidang Hisbah dan juru bicara Front Pembela Islam (FPI), Slamet Maarif.
Dalam jumpa pers terkait rencana aksi 299, Slamet Maarif menyatakan, di depan Gedung DPR
akan pula digelar salat Jumat bersama. Penyelenggara, kata Slamet, wajib memfasilitasi peserta karena salat Jumat adalah kewajiban setiap muslim.
"Kalau kita tidak menyelenggarakan (salat Jumat berjamaah), sementara massa telah berkumpul di depan gedung DPR, kita akan ikut berdosa juga," ujar Slamet dalam jumpa pers di Masjid Sunda Kelapa, Jakarta, Rabu (27/9).
Dalam
aksi 299, Slamet Maarif mengatakan sejumlah tokoh akan ikut seperti Ketua Dewan Kehormatan Partai Amanat Nasional (PAN) Amien Rais, pengacara Eggi Sudjana, musisi Ahmad Dhani, penyair Taufik Ismail, dan Yusril Ihza Mahendra.