Rapat Pleno Golkar soal Setnov Ditunda Senin Depan

CNN Indonesia
Jumat, 29 Sep 2017 16:16 WIB
Rapat pleno DPP Partai Golkar untuk mendengarkan jawaban Setya Novanto atas hasil rekomendasi permintaan nonaktif sebagai ketua umum ditunda hingga 2 Oktober.
Rapat pleno DPP Partai Golkar untuk mendengarkan jawaban Setya Novanto atas hasil rekomendasi permintaan nonaktif sebagai ketua umum ditunda hingga 2 Oktober. (CNN Indonesia/Abi Sarwanto)
Jakarta, CNN Indonesia -- Rapat pleno DPP Partai Golkar dengan agenda mendengarkan jawaban Setya Novanto atas hasil rekomendasi untuk permintaan nonaktif dan penunjukan pelaksana tugas ketua umum partai, kembali batal digelar hari ini.

Ketua Harian Partai Golkar Nurdin Halid mengatakan, penundaan itu karena Ketua Dewan Pembina Aburizal Bakrie akan menggelar nonton bareng film G30S/PKI di aula Kantor DPP Partai Golkar. Sehingga kebutuhan ruangan untuk rapat pleno tidak terpenuhi.

"Tadi malam, dewan pembina nelpon saya bahwa ada acara di situ (DPP), bagaimana bisa rapat pleno? Sehingga diundur ke tanggal 2 Oktober. Tanggal 2 malam, Insya Allah apapun yang terjadi, DPP Golkar rapat pleno," kata Nurdin di kawasan Slipi, Jakarta, Jumat (29/9).

Dihubungi terpisah, Ketua Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan Partai Golkar Yorrys Raweyai menambahkan, penundaan rapat pleno bukan karena menunggu hasil putusan praperadilan Novanto yang rencananya akan diputuskan hari ini.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Keputusan praperadilan Novanto pun, kata Yorrys, tidak akan mempengaruhi rekomendasi yang akan dibahas dalam rapat pleno.

"Tidak ada pengaruhnya. Ini kami pleno hanya menyampaikan rekomendasi yang sudah dibuat, dikaji DPP," katanya.

Rekomendasi itu berkaitan hasil tim kajian elektabilitas yang menunjukan tren penurunan cukup signifikan yang dialami Golkar, salah satunya karena tersandera kasus e-KTP dengan Setya Novanto sebagai tersangka.

"Karena untuk menyikapi ini kan perlu orang fokus tetap hadir. Sementara ketua umum masih sakit. Kami kan tidak tahu sakitnya sampai kapan. Maka perlu dia yang harus menunjuk Plt, yang bisa memanage organisasi sampai dengan dia sembuh," katanya.

Nasib Ketua Umum Partai Golkar Setya Novanto sebagai tersangka kasus korupsi kartu tanda penduduk elektronik (e-KTP), akan ditentukan pada sidang putusan praperadilan yang akan berlangsung hari ini.

Bersamaan dengan itu, DPP Partai Golkar juga akan menggelar rapat pleno yang bakal membahas jawaban Novanto terkait rekomendasi permintaan nonaktif dan penunjukan pelaksana tugas ketua umum.

Namun, hingga kini Novanto diketahui masih menjalani perawatan di Rumah Sakit Premier Jatinegara akibat penyakit jantung yang diidapnya. Selain jantung, Novanto juga diketahui mengidap penyakit vertigo dan ginjal.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER