Akbar Tanjung Kritik Pencopotan Yorrys Raweyai

CNN Indonesia
Selasa, 03 Okt 2017 20:00 WIB
Mantan Ketum Golkar yang kini menjabat Wakil Ketua Dewan Kehormatan partai tersebut menegaskan pencopotan Yorrys harus lewat mekanisme demokrasi.
Mantan Ketum Golkar yang kini menjabat Wakil Ketua Dewan Kehormatan partai tersebut menegaskan pencopotan Yorrys harus lewat mekanisme demokrasi. (CNN Indonesia/Andry Novelino)
Jakarta, CNN Indonesia -- Wakil Ketua Dewan Kehormatan Partai Golkar Akbar Tandjung mengkritik pencopotan Yorrys Raweyai dari jabatannya sebagai Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan DPP Partai Golkar.

Menurutnya, pencopotan itu seharusnya dilakukan dalam mekanisme peraturan organisasi. Akbar pun menegaskan agar Yorrys seharusnya diberi kesempatan membela diri.

"Ini kan organisasi harus memproses sesuatu lewat mekanisme yang demokratis, terbuka dan juga akuntabel," ujar Akbar saat dihubungi wartawan, Selasa (3/10).

Akbar mengatakan seharusnya Yorrys dipanggil atau dipanggil dan diberi peringatan terlebih dulu. Kini, dengan pencopotan tanpa mekanisme demokrasi, Akbar khawatir bakal berdampak pada soliditas internal dan citra partai di mata publik.

"Ya bisa saja karena Golkar itu bisa dianggap tidak memperlihatkan sikap-sikap yang terbuka, demokratis, komunikatif, bisa saja kan zaman sekarang ini. Kan politik kita di Indonesia ini masyarakatnya juga semakin kritis," ujar pria yang pernah menjabat sebagai Ketum Golkar itu di masa awal reformasi.

Akbar menyarankan agar Ketua Umum Golkar saat ini, Setya Novanto, melakukan pendekatan kepada Yorrys atas persoalan yang menyebabkan pencopotan itu.

"Saran saya dilakukan pendekatan, diajak berdialog, berdiskusi secara terbuka dan demokratis. Dia kan bisa memberikan alasan-alasan yang bisa diterima oleh logika dengan dasar yang kuat," ujarnya.

Sebelumnya, Ketua DPP Golkar Aziz Samual mengatakan, pencopotan itu merupakan peringatan kepada Yorrys atas intrik yang dituding dilakukan koleganya tersebut.

"Yorrys diberi peringatan. Beliau buat intrik-intrik yang dianggap merugikan Golkar. Jadi diambil keputusan dia diganti," kata Aziz.

Salah satu intrik yang dilakukan Yorrys, kata Aziz, adalah lantang menyuarakan hasil rapat pengurus harian yang merekomendasikan Setya Novanto menonaktifkan diri dari jabatan ketua umum dan menunjuk pelaksana tugas untuk dibawa ke rapat pleno.

Selain itu, Yorrys juga dianggap selalu membuat pernyataan-pernyataan di media yang tidak menguntungkan partai berlambang pohon beringin tersebut.

Posisi Yorrys di DPP Golkar digantikan Letjen (Purn) Eko Widyatmoko. Aziz menjelaskan itu adalah hasil rapat beberapa hari sebelumnya. Lalu, surat keputusannya ditandangani Sekretaris Jenderal Idrus Marham dan Setya Novanto kemarin.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER