Polri Impor Peluru Tabur untuk Brimob

CNN Indonesia
Jumat, 06 Okt 2017 17:59 WIB
Amunisi tajam hanya sebagian dari 5.932 amunisi yang diimpor untuk Korps Brimob. Menurut polisi, amunisi lainnya berjenis gas dan air mata
Kadiv Humas Polri Irjen Setyo Wasisto (kanan) mengatakan, sejumlah amunisi tajam itu berisi butiran logam kecil atau peluru tabur. (ANTARA FOTO/Wahyu Putro A)
Jakarta, CNN Indonesia -- Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) menyebut sejumlah amunisi yang diimpor untuk Korps Brigde Mobil (Brimob) Polri masuk dalam jenis amunisi tajam.

Kepala Divisi Hubungan Masyarakat (Humas) Polri Inspektur Jenderal Setyo Wasisto mengatakan, sejumlah amunisi tajam itu berisi butiran logam kecil atau peluru tabur.

“Amunisi tajam yang dimaksud amunisi yang berisi butiran logam kecil-kecil itu atau peluru tabur,” kata Setyo di Markas Besar Polri, Jakarta Selatan, Jumat (6/10).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Menurutnya, amunisi tajam ini tidak bersifat mematikan. Dia menuturkan, amunisi tajam ini hanya bersifat mengejutkan dan melumpuhkan lawan.

Setyo menjelaskan, amunisi ini berfungsi untuk mengejutkan musuh dari tempat persembunyian. Dia mengklaim, amunisi ini akan mempermudah proses penangkapan.

“Tajam tadi hanya mengejutkan dengan butiran kecil tidak untuk mematikan tapi melumpuhkan. Kalau ada orang di belakang tembok, kemudian ditembak dengan granat itu akan terkejut dan keluar kemudian lakukan penangkapan, itu yang dimaksud dengan pengejut,” ujarnya.

Setyo pun menyampaikan, Polri dapat menggunakan amunisi tajam tersebut saat menghadapi potensi ancaman yang tinggi. Menurutnya, dasar hukum penggunaan amunisi tajam tersebut diatur dalam Konvensi PBB di Havana, Cuba pada 1990.

Dia melanjutkan, amunisi tajam hanya sebagian dari 5.932 amunisi yang diimpor untuk Korps Brimob. Menurutnya, amunisi lainnya berjenis gas dan air mata.

Namun, Setyo menolak menjelaskan secara detail jumlah amunisi tajam yang diimpor untuk Korps Brimob. Dia mengaku, tidak bisa memberikan informasi tersebut dengan alasan perundangan.

“Jadi amunisi SAGL (Stand Alone Granade Launcher) ada tiga, asap, gas air mata, dan tajam tadi,” ujar jenderal polisi bintang dua itu.

Amunisi Tajam Melumpuhkan, Peluru Impor untuk BrimobKaKorps Brimob Polri Irjen Pol Murad Ismail menunjukkan jenis senjata pelontar granat ketika memberikan keterangan di Mabes Polri. (ANTARA FOTO/Wahyu Putro A)
Mantan Wakil Kepala Badan Intelijen dan Keamanan itu menambahkan, pihaknya akan mengikuti keputusan yang diambil Menteri Koordinator bidang Politik Hukum dan Keamanan Wiranto terkait ratusan senjata dan ribuan amunisi untuk Korps Brimob yang menjadi polemik saat ini.

Menurutnya, TNI akan segera mengeluarkan rekomendasi untuk senjata SAGL Korps Brimob Polri. Namun, amunisi tajam akan dititipkan di Mabes TNI dan dapat digunakan sesuai dengan mekanisme yang diatur.

“SAGL, Mabes TNI akan segera keluarkan rekomendasi, dengan catatan amunisi tajam yang dimaksud amunisi berisi butiran logam kecil atau peluru tabur itu dititip di Mabes TNI,” tuturnya.

Sebanyak 280 pucuk senjata dan 5.932 amunisi untuk Korps Brimob Polri tertahan di Bandara Internasional Soekarno Hatta, Jumat (29/9). Senjata itu tersimpan dalam kotak kayu di area Cargo UNEX.

Senjata itu dikabarkan belum memiliki rekomendasi dari Badan Intelijen Strategis (BAIS) TNI. Kemudian BAIS TNI dan Bea Cukai memeriksa senjata tersebut di Bandara Soekarno-Hatta.

Pemeriksaan gabungan dilakukan 20 personel dan dipimpin Kepala Bidang Penindakan dan Penyidikan Kantor Pelayanan Utama Bea dan Cukai Tipe C Bandara Soekarno Hatta, Hengky Aritonang.

Dalam pemeriksaan itu hadir pula Komandan Detasemen Polisi Militer Tangerang Letnan Kolonel Tri Cahyo, perwakilan Mabes Polri, Komisaris Besar Dwi Suryo Cahyono, Komandan Satuan Latihan Korps Brimob Kombes Wahyu, Kepala Bagian Logistik l Korps Brimob Kombes Wahyu Widodo, serta anggota BAIS Mayor Armada.

Selain itu, sejumlah pihak yang ikut menyaksikan yaitu perwakilan Pengamanan Internal Divisi Profesi dan Pengaman (Paminal Divpropam) Polri Kombes Agung Wicaksono, Kepala Bidang Propam Korps Brimob Ajun Komisaris Besar Asep Syaifuddin, Kepala BAIS TNI Mayjen Hartono, Direktur A BAIS TNI Urusan Dalam Negeri Brigjen Wahid Aprilianto, serta Asintel Panglima TNI Mayjen Benny Indra Pujihastono.

Pemeriksaan fisik dilakukan dengan membuka satu persatu kotak kayu tersebut.

Secara rinci, kargo itu berisi senjata SAGL dan amunisi RLV-HEFJ kaliber 40x 46mm. SAGL berjumlah 280 yang dikemas dalam 28 kotak (10 pucuk/kotak), dengan berat total 2.212 kg. Sementara amunisi memiliki total 5.932 butir yang dikemas dalam 71 boks dengan berat total 2.829 kg.

Kargo berisi senjata itu diangkut pesawat maskapai Ukraine Air Alliance dengan nomor penerbangan UKL 4024, dan tiba pada Jumat pukul 23.30 WIB.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER