Jakarta, CNN Indonesia -- Kepala Polri Jenderal Tito Karnavian menyatakan, kasus penyiraman air keras ke wajah penyidik KPK
Novel Baswedan lebih sulit diungkap ketimbang kasus Bom Bali.
Menurut Tito, penyiraman terhadap Novel masuk kategori kasus
hit and run yang hanya meninggalkan sedikit jejak, sementara kasus bom Bali terbilang mudah diungkap karena meninggalkan banyak barang bukti.
Pelaku dalam kasus Bom Bali juga terbilang banyak sehingga mudah diketahui.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kadang-kadang kami sulit tangani ketika kasus terjadi dengan cepat dengan metode
hit and run ini. Berbeda dengan kasus yang besar seperti bom Bali," ujar Tito dalam rapat kerja dengan Komisi III di Gedung DPR, Jakarta, Kamis (12/10).
Tito menilai kasus Novel hampir serupa dengan kasus pelemparan bom molotov ke Kedutaan Besar Myanmar dan sebuah rumah ibadah di D.I Yogyakarta.
Kedua kasus itu sulit diungkap karena jumlah pelaku terbatas dan kemungkinan dilakukan orang baru.
Meski mengaku kesulitan, Tito menyatakan pihaknya masih melakukan penyidikan dengan memeriksa saksi yang jumlahnya sudah lebih dari 50 saksi. Serta memeriksa lebih dari 100 CCTV di sekitar kediaman
Novel Baswedan.
"Kemudian sudah juga dilakukan metode konfrontasi antara para saksi dengan tiga orang yang menurut saudara Novel Baswedan dicurigai sebagai pelakunya, tapi para saksi sudah menyatakan dan direkam di video itu bukan pelakunya," tuturnya.
Tito mengklaim, Kepolisian juga sudah mengajak KPK untuk membuat tim gabungan untuk melakukan penyidikan terhadap kasus Novel yang sampai saat ini belum ditindaklanjuti KPK.
Sikap KPK itu, Tito menduga karena masih menghadapi kasus-kasus yang dianggap lebih penting seperti kasus e-KTP dan lain-lin. "Sehingga energi dan fokus ke sana," ujarnya.
Untuk mengungkap kasus Novel, polisi masih akan meminta dan mendalami keterangan yang bersangkutan.
Novel sampai saat ini masih berada di Singapura menjalani proses perawatan dan pemulihan setelah mendapat serangan air keras oleh orang tak dikenal pada 11 April 2017.
Peristiwa itu terjadi saat Novel hendak pulang ke rumahnya usai salat subuh di masjid dekat rumahnya di kawasan Kelapa Gading, Jakarta Utara.
Kemarin, kasus
Novel Baswedan genap berjalan enam bulan. Dia akan menjalani operasi kedua di mata kirinya dan diprediksi kembali ke Indonesia pada November mendatang.