Jakarta, CNN Indonesia -- Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto masih menjadi lawan terkuat Presiden Joko Widodo pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019. Hal itu berdasakan hasil survei PolMark Indonesia, jika Pilpres dilakukan saat ini.
Survei PolMark dilakukan pada 9-20 September 2017, dengan responden 2.250 orang dari 32 provinsi. Survei tersebut menunjukkan, Prabowo memperoleh suara sebesar 21 persen, di bawah Presiden Joko Widodo yang mendapat suara 41,2 persen.
"Pak Jokowi itu dipilih dengan 41,2 persen, Pak Prabowo 21 persen. Di bawah itu angkanya sangat amat tidak signifikan dibandingkan dengan dua tokoh ini," kata Direktur PolMark Indonesia Eep Saefulloh Fatah dalam Laporan Survei Nasional 'Tiga Tahun Jokowi-JK dan Calon Penantang Jokowi 2019' di bilangan SCBD, Jakarta, Minggu (22/10).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Eep melanjutkan, nama-nama lain yang menguntit dua kandidat yang sudah bertarung pada Pilpres 2014 itu di antaranya, Agus Harimurti Yudhoyono dengan 2,9 persen, Anies Baswedan 2,2 persen, Hary Tanoesoedibjo 2 persen.
Kemudian ada Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo memperoleh 2 persen, Wakil Presiden Jusuf Kalla 1,9 persen, Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri 1,1 persen, Rhoma Irama 1 persen dan sejumlah nama lainnya di bawah 0 persen.
"Kemudian Pak Zulkifli Hasan (Ketua Umum PAN) 0,2 persen, Cak Imin (Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar) 0,1 persen," kata Eep.
Berdasarkan survei juga, alasan responden dalam memilih presiden, karena merakyat 18,7 persen, berwibawa dan tegas 18,6 persen, kinerja kerja terbukti 11 persen, jujur, adil, bijaksana dan bertanggung jawab sebesar 7,2 persen dan alasan lainnya di bawah 5 persen.
Kader PDIP Maruarar Sirait menanggapi enteng hasil survei nasional yang dilakukan PolMark Indonesia. Pria yang karib disapa Ara itu mengatakan, semua memiliki potensi untuk maju dalam gelaran Pilpres 2019.
Presiden Joko Widodo (tengah) berbincang dengan Ketua Umum DPP Partai Gerindra Prabowo Subianto (kedua kiri) di Istana Negara, Jakarta. (ANTARA FOTO/Handout/Setpres/Agus Suparto) |
"Semua harus dihargai, semua punya potensi, saya pikir survei itu sangat dinamis. Kita lihat survei tentang Jokowi terus naik. Saya pikir 2019 waktunya kompetisi, apa itu Pak Prabowo, Pak Anies, siapa pun itu harus kita hormati," tuturnya.
Sampai saat ini PDIP belum mengeluarkan dukungannya pada Jokowi untuk maju kembali sebagai calon presiden 2019-2024. Partai-partai yang telah memberikan dukungan ke Jokowi antara lain NasDem, Golkar, Hanura, dan PPP.
Menurut Ara, dukungan PDIP kepada Jokowi untuk kembali maju melanjutkan kepemimpinannya saat ini hanya soal waktu saja. Nantinya, kata dia, keputusan capres 2019 akan diumumkan oleh Ketua Umum Megawati Soekarnoputri.
"Jokowi itu kan kader PDIP, ini soal bagaimana pernyataan terbuka saja. Saya yakin pada waktunya ketua umum kami Ibu Mega akan menyampaikan sikapnya," ujar anggota Komisi XI DPR itu.
Sementara itu, Sekretaris Jenderal Gerindra Ahmad Muzani juga menyambut positif hasil survei yang dilakukan PolMark. Menurut dia masih ada waktu sekitar setahun bagi partainya mempersiapkan pemenangan Prabowo Subianto.
Muzani menyatakan, sejauh ini Ketua Umum Gerindra itu tengah melakukan pendekatan kepada sejumlah tokoh masyarakat. Gerindra, kata Muzani, sudah memastikan akan kembali mengusung Prabowo menjadi Capres 2019.
"Pak Prabowo juga terus melakukan kegiatan pendekatan dengan banyak tokoh masyarakat. Sehingga apapun hasilnya survei itu buat kami menyambutnya positif," tutur dia.
Menurut Muzani, posisi presiden bagi Prabowo adalah alat dan sarana perjuangan untuk menyelamatkan masa depan bangsa, mengangkat harkat dan martabat negara serta menumbuhkan keyakinan rakyat.
"Karena itu kita semua masih harus bekerja keras membuktikan bahwa alat perjuangan itu adalah jabatan presiden," kata Muzani.