Sandi Mulai Kaji Sistem Lelang Pengusaha yang Digagas Ahok

Tiara Sutari | CNN Indonesia
Selasa, 24 Okt 2017 05:16 WIB
Sistem lelang yang digagas era kepemimpinan Basuki Tjahja Purnama (Ahok) dianggap Sandi tidak berjalan efektif, dan tidak pro terhadap pengusaha kecil.
Sistem lelang yang digagas era kepemimpinan Basuki Tjahja Purnama (Ahok) dianggap Sandi tidak berjalan efektif, dan tidak pro terhadap pengusaha kecil. (Foto: CNN Indonesia/Mesha Mediani)
Jakarta, CNN Indonesia -- Wakil Gubernur DKI Jakarta, Sandiaga Uno menyebut mulai mengkaji penghapusan sistem lelang konsolidasi.

Dia menilai, meskipun pemerintahan sebelumnya menggunakan sistem lelang ini untuk menghindari perilaku koruptif, tapi pada pelaksanaanya masih tetap banyak pengusaha curang yang menjual kontrak mereka ke pengusaha kecil dengan nilai lebih besar.

Akibatnya, sistem lelang yang digagas oleh era kepemimpinan Basuki Tjahja Purnama alias Ahok ini pun dianggap Sandi tidak berjalan efektif dan tidak pro terhadap pengusaha kecil.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ya kami mulai me-review ulang bagaimana ketentuan-ketentuan itu agar bisa berpihak kepada usaha kecil dan usaha menengah," kata Sandiaga di kawasan Balai Kota, Jakarta Pusat, Senin malam (23/10).


Menurut Sandi, dalam lelang konsolidasi yang mulai dilaksanakan pada 2016 lalu itu pemenang biasanya adalah para pengusaha besar. Perusahan besar itu pun akhirnya mensubkontrak lelang mereka ke perusahaan kecil dengan jangka pembayaran yang lebih lama.

Sehingga, pengusaha kecil ini menurut Sandi malah semakin Terjepit keadaanya.

“Intinya tidak efektif,” kata dia.

Meskipun sistem lelang ini digagas oleh Ahok untuk menghindari perilaku koruptif di kawasan Pemda, namun Sandi tak segan untuk mengkaji penghapusan sistem ini.


Dia pun menyebut, jika benar dihapus Pemprov DKI akan lebih terbuka dalam melakukan sistem lelang sehingga bisa dinilai langsung oleh masyarakat.

"Sekarang ini semua dengan terbuka, dengan digital, akan kelihatan kok kalau abal-abal. Malah yang khawatir sekarang kalau misalnya di perusahaan-perusahaan itu mensubkonkan ke perusahaan abal-abal. Jadi banyak yang seperti itu," paparnya. (rah)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER