Surabaya, CNN Indonesia -- Kabid Humas Polda Jatim, Kombes pol. Frans Barung Mangera membenarkan adanya penangkapan terduga teroris oleh Mabes Polri di Kawasan Raya Ponorogo-Pacitan, kabupaten Ponorogo Jawa Timur, Selasa (24/10/2017).
"Polres Ponorogo membantu tim densus 88 melakukan penggeledahan terhadap rumah yang diduga tempat tinggal dan mengamankan seorang pelaku teroris atas nama Hendrasti Wijanarko," tuturnya saat dikonfirmasi melalui pesan singkat.
Frans Barung mengatakan, terduga teroris yang lahir di Ponorogo, 11 April 1985 ini ditangkap ditempat tinggalnya di Dusun Bangun Asri Kecamatan Balong Kabupaten Ponorogo Jawa Timur.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saat ini terduga pelaku teroris sudah diamankan di Makoden C Satbrimobda Jatim di Madiun," ujarnya.
Dari data yang dihimpun, operasi penindakan serentak dilakukan tim densus 88 Mabes Polri terhadap 9 orang terduga teroris di beberapa daerah termasuk di Jawa Timur.
Di Jatim sendiri, penangkapan dimulai sejak pukul 11:20 Wib di Jalan Raya Ponorogo-Pacitan, Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur. Terduga teroris bernama Hendrasto Wijanarko atau Koko atau Jarwoko atau Lir Ilir asal Jala Rahayu dusun Bangun Asri desa Balong, Kecamatan Balong, Kabupaten Ponorogo.
Keterlibatan Jarwoko kerap mengunjungi Lapas Madiun. Sedangkan Nur Sholihin yang menikah dengan Dian Yulia Novi (pelaku rencana bom bunuh diri di Istana negara) dia dinikahkan oleh Napi Teroris LP Madiun (William Maksum). Sedangkan Wijanarko hanya membantu pernikahan mereka.
Sebelum terjadi pernikahan, Nur Sholikin, Lir ilir, merupakan anggota grup telegram “Warkop”, yang didalamnya juga terdapat Bahrun Naim, dan Khafid Fathoni, didalamnya terdapat anggota yang semuanya pendukung atau simpatisan Daulah.
Pada saat proses pernikahan pelaku rencana bom bunuh diri Istana Negara melalui media sosial, mereka membuat grup telegram atau medsos tersendiri yang bernama “Kulak Tahu”, yang didalamnya juga terdapat Bahrun Naim, dan Hendrasti Wijanarko.
(krn/rah)