Karyawan Akui Ada Pekerja Anak di Pabrik Kembang Api Kosambi

CNN Indonesia
Jumat, 27 Okt 2017 17:39 WIB
Polisi tengah menyelidiki dugaan kasus pekerja anak di pabrik kembang api yang terbakar di Kosambi, Tangerang. Sejumlah korban diketahui berusia di bawah umur.
Polisi tengah menyelidiki dugaan kasus pekerja anak di pabrik kembang api yang terbakar di Kosambi, Tangerang. Sejumlah korban diketahui berusia di bawah umur. (CNN Indonesia/Martahan Sohuturon)
Tangerang, CNN Indonesia -- Pabrik kembang api PT Panca Buana Cahaya Sukses yang terbakar pada Kamis (26/10) selama ini mempekerjakan anak di bawah umur. Salah seorang karyawan, Tuti (48) mengakui hal itu.

Dia mengaku memiliki dua rekan kerja, perempuan yang masih berusia 16 tahun, di pabrik itu. Namun Tuti tidak mengenal rekan kerja pria di bawah umur. Dia menduga banyak pria yang bekerja di pabrik itu juga masih di bawah usia 18 tahun.

“Paling muda itu umur 16, ada dua orang teman saya perempuan semua. Kalau pria, saya tidak tahu, umurnya masih kayak anak-anak SMP,” kata Tuti saat ditemui di sekitar lokasi pabrik, Jalan Raya Salembaran, Kosambi, Kabupaten Tangerang, Banten pada Jumat (27/10).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Dia mengatakan, perusahaan itu mempekerjakan anak di bawah umur sebagai upaya untuk membantu perekonomian warga sekitar pabrik. Menurut Tuti, dua rekannya yang masih berusia 16 tahun itu termasuk warga tak mampu.

“Mandornya bilang anak kecil tidak terima, menerimanya ibu-ibu. Berhubung tetangga, kasihan, jadi dimasukkin (kerja). Boleh kerja, kata dia, jangan terlalu tua, jangan terlalu anak-anak,” ujar Tuti.

Sementara itu, Komisioner Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) Siane Indriani mengatakan, beberapa karyawan yang menjadi korban dalam insiden kebakaran pabrik PT Panca Buana Cahaya Sukses, masih di bawah umur.


Dia mengetahui informasi itu setelah menjenguk beberapa korban di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Tangerang. Menurutnya, salah seorang korban yang tengah menjalani perawatan di rumah sakit itu juga berusia di bawah umur.

"Korban bernama Siti Fatimah berumur 15 tahun, tapi tidak bisa saya temui karena di rawat di ICU (Intensive Care Unit),” ujar Siane di sela kunjungan ke lokasi kebakaran.

Berdasarkan data yang diperoleh dari RSUD Tangerang, Siti Fatimah mengalami luka bakar 60 persen. Beberapa korban luka lainnya berusia antara 16-17 tahun. Mereka menjalani perawatan di RSIA Bun, Kosambi, yaitu Angga (16), Umam (16), Fitri (17), dan Anggi (16).


Sementara itu sejumlah pasien di bawah umur yang menjalani rawat jalan di antaranya Wawan (17) dan Ade Suryadi (17).

Menyikapi temuan ini, Komnas HAM akan membuat rekomendasi tertulis agar tindakan PT Panca Buana Cahaya Sukses tidak dilakukan oleh pihak lain.

“Ini kejadian terburuk sepanjang abad ini, coba ingat ada sampai kondisi tewas 47 orang ini, tapi banyak ibu-ibu tidak tahu anaknya di mana,” katanya.

Karyawan Akui Pekerja Anak di Pabrik Kembang ApiPetugas forensik RS Polri Kramatjati menurunkan jenazah korban kebakaran pabrik kembang api di Instalasi Kedokteran Forensik RS Polri Kramatjati, Jakarta. (ANTARA FOTO/Galih Pradipta)
Bupati Tangerang Ahmed Zaki Iskandar juga menyebut pabrik yang milik Indra Liyono itu mempekerjakan anak di bawah umur. Hal ini diketahui saat ia mengunjungi RSUD Tangerang, lokasi perawatan intensif bagi korban kebakaran.

Polisi Selidiki Kasus Pekerja Anak

Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono mengatakan, pihaknya akan menyelidiki dugaan keterlibatan anak yang dipekerjakan di pabrik itu. Namun polisi belum menemukan data terkait hal itu.

"Kami masih dalami karena kemarin belum menemukan," ujar Argo di Markas Polda Metro Jaya.

Argo mengatakan, pihaknya perlu mengklarifikasi jika memang ada anak-anak yang dipekerjakan di sana.


"Kami harus klarifikasi dulu apakah anak itu bekerja atau tidak di situ, atau anak itu memang dibawa sama saudaranya untuk bekerja di situ, kami perlu klarifikasi semuanya di situ," tuturnya.

Sebelumnya, Menteri Tenaga Kerja Hanif Dhakiri akan mendalami dugaan kasus pekerja anak di bawah umur oleh pemilik pabrik tersebut. Tim Direktorat Jenderal Pembinaan Pengawasan Ketenagakerjaan dan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (Binwasnaker dan K3) Kemenaker pun diterjunkan untuk meninjau lokasi itu.

“Laporan detail belum ada, tapi saya sudah kirim langsung Dirjen Pengawasan untuk meninjau langsung,” ujar Hanif di kantornya, Jakarta.

Menurut Hanif, pemeriksaan itu bukan hanya terkait dugaan pekerja anak di pabrik. Dia meminta jajarannya untuk memeriksa dugaan pelanggaran lain yang dilakukan pemilik pabrik.

Salah satunya, masalah sistem keselamatan kerja yang menyebabkan para pekerja tidak bisa menyelamatkan diri saat insiden terjadi.

“Kan, sempat dengar kalau pabriknya tertutup gerbangnya (saat insiden). Kami cek langsung ke lokasi,” ujar Hanif.

Ledakan dan kebakaran yang melanda pabrik kembang api tersebut terjadi pada Kamis (26/10) sekitar pukul 09.00 WIB. Api yang melahap pabrik tersebut baru dapat dipadamkan sekitar pukul 12.00 WIB.

[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER