Jakarta, CNN Indonesia -- Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengapresiasi kinerja aparat Kepolisian Daerah Metro Jaya dalam mengamankan proses demokrasi saat dirinya mencalonkan diri sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur DKI 2017 bersama Sandiaga Uno.
Anies mengklaim proses demokrasi selama Pemilihan Gubernur (Pilgub) DKI 2017 berjalan dengan baik.
"Kami bersyukur di Jakarta proses demokrasi berjalan dengan baik. Alhamdulillah pilkada kemarin berjalan baik dan lancar," ujar Anies dalam pidato apel konsolidasi di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Selasa (31/10).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Anies tak menampik sempat terjadi suasana yang cukup tegang dan 'panas' dalam gelaran Pilgub DKI 2017. Namun dia mengklaim, kondisi masyarakat tetap kondusif selama proses pesta demokrasi tersebut berlangsung.
"Semoga ini menjadi contoh bahwa di mana pun proses politik pasti ada dinamikanya," katanya.
Dalam kesempatan yang sama, Kapolda Metro Jaya Inspektur Jenderal Idham Azis menyatakan, proses pengamanan Pilgub DKI yang disebut sebagai 'Operasi Mantap Praja Jaya' telah dilakukan sejak Februari 2016. Operasi itu baru berakhir setelah Anies-Sandi dilantik di Istana Negara pada 16 Oktober lalu.
Idham mengatakan, meski pengamanan pilkada DKI berakhir, pihaknya akan melanjutkan operasi tersebut dalam gelaran Pilgub Jawa Barat 2018.
"Tangerang, Bekasi, Depok juga masuk wilayah Polda Metro Jaya maka kami akan melaksanakan pengamanan Pilgub Jabar. Kemudian masuk ke proses pilpres," ucap Idham.
Pilgub DKI Jakarta 2017 sempat memanas karena diwarnai sejumlah 'drama'. Salah satunya kasus hukum penodaan agama yang menjerat Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok. Selama proses Pilgub DKI berlangsung, Ahok juga harus menghadapai proses hukum di Pengadilan Negeri Jakarta Utara.
Dalam prosesnya, Anies bersama Sandiaga kemudian terpilih sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur DKI usai mengalahkan pasangan petahana Ahok dan Djarot Saiful Hidayat. Anis-Sandi menang lewat dua putaran.
Berdasarkan hasil rekapitulasi KPU DKI Jakarta, pasangan Anies-Sandi secara resmi ditetapkan sebagai pemenang dengan perolehan total 3.240.987 suara atau sebesar 57,96 persen. Sedangkan Ahok-Djarot hanya meraih 2.350.366 suara atau 42,04 persen.