Jakarta, CNN Indonesia -- Layanan griya pijat di Hotel Alexis menjadi salah satu suguhan andalan hotel yang berada di Jalan RE Martadinata, Jakarta Utara itu. Layanan pijat lantai tujuh itu merupakan 'surga dunia' seperti yang pernah dikatakan mantan Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok.
Tapi pihak Alexis membantah soal surga dunia itu. Pihak manajemen mengaku tak pernah ada layanan esek-esek di hotel tersebut, khususnya di lantai tujuh yang disebut banyak pihak sebagai sarang prostitusi.
Guna memperkuat bantahan itu, manajemen Alexis mengajak awak media mengunjungi lantai dimaksud.
CNNIndonesia.com salah satu yang turut ikut melangkahkan kaki menuju ke lantai 'surga' tersebut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Meski telah diberikan izin untuk melihat, penjagaan dari pihak keamanan hotel tetap dilakukan.
Setelah mendapat izin, para wartawan pun langsung menyerbu dua buah lift yang ada di gedung tersebut.
Tiba di lantai tujuh, suasana gelap langsung mendominasi. Tak ada apapun saat tiba di lantai tujuh, hanya terdapat tulisan 'Bath House Spa and Lounge'.
Di sisi kiri terdapat meja untuk kasir. Menurut petugas, pengunjung yang datang ke lantai tujuh harus melakukan pendataan dan membayar biaya Rp150.000 di kasir tersebut. Biaya tersebut, hanya untuk administrasi saja dan belum termasuk biaya layanan pijat.
Sementara di sisi kanan, terdapat sebuah tangga yang menjadi akses untuk menuju lokasi spa dan pijat.
 Suasana temaram di griya pijat Alexis. (CNN Indonesia/Safir Makki) |
Kami langsung menaiki tangga tersebut. Sesampainya di lantai atas, terdapat sebuah pintu kecil, akses masuk untuk ke tempat loker para tamu. Loker-loker tersebut digunakan untuk menyimpan baju dan barang-barang para tamu. Ada lebih dari seratus loker di sini dengan masing-masingnya diberi nomor agar pengunjung tak lupa.
Ruang loker tersebut berbentuk seperti lorong dengan loker-loker berada di sisi kanan dan kiri, serta terdapat beberapa wastafel yang disusun berjejer di tengah ruangan. Loker itu hanya bisa dibuka dengan gelang magnet sebagai kuncinya.
Di ruang tersebut, juga terdapat ruang ganti yang digunakan para tamu untuk berganti pakaian.
Usai melewati lorong tersebut, terdapat sebuah tangga lagi sebagai akses untuk menuju ke area luar.
Di area luar, terdapat sejumlah balai tanpa sekat dan beberapa kursi santai. Tempat itu, katanya menjadi salah satu tempat pijat yang disediakan oleh Alexis.
Menurut salah seorang petugas, harga untuk layanan pijat ditempat itu dibanderol sebesar Rp150.000, namun belum termasuk pajak.
Tak jauh dari situ, tepatnya di sisi kiri tangga, terdapat sebuah bar kecil yang dapat digunakan para tamu untuk memesan minuman maupun camilan.
 Kolam cetek Alexis. (CNN Indonesia/Safir Makki) |
Tak hanya itu, juga terdapat tiga buah kolam renang cetek yang kerap digunakan oleh para tamu untuk berendam.
Di sisi atas kolam renang, terdapat sebuah panggung yang biasanya digunakan oleh para disc jokey untuk memutarkan musik bagi para tamu.
Di samping kolam renang, terdapat dua ruang sauna. Di sebalahnya ada sebuah lorong kecil yang merupakan akses masuk ke kamar-kamar yang disediakan bagi para tamu.
Kamar yang disediakan terbagi menjadi dua tipe. Tipe pertama dengan harga Rp400.000 per jam sudah termasuk dengan layanan pijat. Tipe kedua seharga Rp300.000 per jam dan juga sudah termasuk dengan layanan pijat.
Yang membedakan kedua tipe kamar ini adalah ukuran kamar. Selain ukuran, dalam kamar seharga Rp400.000 terdapat sebuah bathube yang dapat digunakan untuk berendam para pengunjung.
Ketika masuk ke sebuah kamar, terdapat sebuah tulisan 'Dilarang Berbuat Asusila'. Menurut salah seorang petugas keamanan yang ikut menemani, tulisan tersebut sudah terpasang sejak lama.
 Salah satu kamar di Alexis. (CNN Indonesia/Safir Makki) |
Dari pantauan di lantai tujuh Alexis yang kerap disebut sebagai 'surga dunia' tersebut, selain suasana temaram yang sengaja ditampilkan untuk membuat 'syahdu' para pengunjung, kesan mewah juga sangat terlihat di sini, terutama dari segi fasilitas yang tersedia.
Namun, tak ada aktivitas berarti yang bisa dilihat di lantai tujuh Alexis. Sebab, seluruh pekerja memang dirumahkan untuk sementara waktu karena izin operasionalnya telah habis dan tidak diperpanjang.
Pihak manajamen Alexis melalui Legal Corporate Alexis Group, Lina Novita telah membantah tudingan banyak pihak yang menyebut Alexis sebagai 'surga dunia' atau tempat prostitusi.
Pasalnya, kata Lina, selama ini tidak pernah ditemukan pelanggaran yang dilakukan oleh Alexis, baik dalam bentuk narkoba maupun tindak asusila.
Pernyataan itu bertolak belakang dengan temuan dan reportase 'diam-diam' sejumlah media ke Alexis. Tak sedikit yang menyebut aktivitas mesum di Alexis sudah menjadi rahasia umum.
Ahok saat memimpin Jakarta pun tak canggung menyebut, surga para hidung belang bukan di telapak kaki ibu, tapi di lantai tujuh Alexis.
Gubernur Jakarta Anies Baswedan bahkan mengaku punya bukti foto praktik prostitusi di Alexis. Dia tak mau menunjukkan bukti itu ke publik.
Saat ini, Alexis berhenti beroperasi untuk sementara waktu, karena pemprov DKI tidak memperpanjang izin Tanda Daftar Usaha (TDUP) Hotel Alexis lewat Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP).
Secara resmi, surat yang ditandatangani oleh Kepala DPMPTSP Provinsi DKI Jakarta Edy Junaedi itu ditujukan kepada Direktur PT Grand Ancol Hotel.