Jakarta, CNN Indonesia -- Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan berharap ibu kota bisa jadi contoh kota yang menjujung tinggi perbedaan. Tolerensi yang tinggi menurutnya adalah idaman semua warga DKI Jakarta.
Hal tersebut disampaikan Anies saat meresmikan pemugaran Pura Dalem Purnajati Tanjung Puri, Cilincing, Jakarta Utara, Minggu (5/11).
Dalam acara tersebut,
Anies terlihat tampil beda. Pagi tadi dalam acara Milad Jawara Betawi di Balai Kota DKI Jakarta, Anies mengenakan pakaian khas Betawi. Sementara dalam peresmian rumat ibadah Hindu itu, Anies mengenakan pakaian khas Bali.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Mari menguatkan semangat saling menghormati, menghargai dan tradisi toleransi di Indonesia," kata Anies dalam pidatonya.
Menurut Anies, dengan toleransi yang tinggi, Jakarta bisa menjadi kota percontohan karena ketentraman menjadi hal yang diinginkan oleh setiap warga.
"Kami berharap bisa mewujudkan masyarakat yang sejahtera lahir batin, bersatu padu, hidupnya rukun. Harapannya ini akan membuat Jakarta kita tidak hanya kota yang menyenangkan tapi bisa jadi contoh di mana-mana," ujarnya.
 Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan meresmikan pemugaran pura di Cilincing, Minggu (5/11). (CNN Indonesia/Gloria Safira Taylor) |
Saat berpidato, Anies sempat meminta waktu sebentar untuk berdiam diri karena adzan yang berkumandang.
"Karena ingin bertoleransi, saya minta waktu sebentar untuk mendengarkan adzan," katanya.
Pemugaran Terkendala BiayaPura Dalem Purnajati Tanjung Puri merupakan pura pertama di Jabodetabek yang berdiri sejak 1968. Namun berjalannya waktu, pura pun harus dipugar dan direnovasi.
Setiap sudut dan dinding dengan ukiran khas Bali menjadi salah satu yang difokuskan dalam pemugaran yang dilakukan sejak 2011. Namun minimnya bantuan biaya dari pemerintah membuat pemugaran harus berangsur berjalan lamban.
Pemugaran pun belum sepenuhnya selesai. Hingga kini pemugaran masih berjalan. Peresmian yang dilakukan oleh Anies disebut juga sebagai ajang silaturahmi.
Ketua Suka Duka Hindu Dharma DKI Jakarta Made Sudarta mengatakan, pemugaran dilakukan atas biaya yang didapatkan dari sumbangan umat Hindu. Meskipun proses pemugaran terbilang lama, Made menilai hal tersebut sebagai kewajaran.
"Iya lama karena biaya terbatas, kami sumbangan sukarela. Pemerintah membantu tapi hanya sedikit saja, pemugaran juga bertahap sehingga puncaknya nanti tanggal 11 (November), kami ada rangkaian upacara, kata Made.
Hingga kini, Made mengatakan, DKI Jakarta memiliki 12 pura dengan rincian Jakarta Timur dan Jakarta Selatan masing-masing empat pura, Jakarta Utara dua pura, dan Jakarta Barat serta Jakarta Pusat masing-masing satu pura.
(sur)