Anies Buta Huruf sampai Usia 7 tahun

Mesha Mediani | CNN Indonesia
Jumat, 17 Nov 2017 06:03 WIB
Peningkatan kualitas PAUD tercermin dari suasana nyaman bagi anak, bukan tercapainya target kemahiran calistung anak.
Gubernur DKI Anies Baswedan (kiri) dan isterinya, Fery Farhati Ganis, (kanan) yang ditetapkan sebagai Bunda Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Provinsi DKI Jakarta periode 2017-2022. (Foto: CNN Indonesia/Hesti Rika)
Jakarta, CNN Indonesia -- Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyebut, anak usia dini tak perlu dipaksakan dengan target belajar tertentu. Ia bahkan mengaku belum bisa membaca meski lama bersekolah di Taman Kanak-kanak. Yang terpenting adalah guru dapat menciptakan suasana belajar yang menyenangkan.

Hal itu dikatakannya di hadapan para guru Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), di sela-sela pengukuhan istrinya, Fery Farhati Ganis, sebagai Bunda Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Provinsi DKI Jakarta periode 2017-2022, di Gedung Dinas Pendidikan DKI Jakarta, Jakarta, Kamis (16/11).


Alih-alih memaksakan anak didik PAUD untuk belajar membaca, menulis, dan berhitung atau calistung, Anies berpesan agar para guru mereka menciptakan pengalaman belajar yang baik untuk para muridnya. Ini disebut dapat meningkatkan kualitas PAUD.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Mari kita jaga anak-anak belajar dalam suasana menyenangkan dan tidak dalam tekanan. Bantu jelaskan ke orang tua, ini masa bermain dan jangan dipaksakan anak belajar macam-macam termasuk calistung, enggak usah," kata Anies.

Ia pun menjadikan dirinya sebagai contoh yang bisa dijadikan bahan cerita untuk guru kepada anak didik PAUD. Anies berkisah, ia duduk di TK selama empat tahun, dan belum bisa calistung hingg masuk SD.

"Jadi kalau bicara masa sekolah, saya paling lama itu TK, dari usia 3 sampai 7 tahun. Sampai masuk SD di usia 7 tahun saya belum bisa baca dan tulis. Masih buta huruf," aku dia.

Beruntung, kata Anies, orang tua dan gurunya tidak risau dengan keadaannya itu. Ia ingin hal yang sama ditularkan kepada guru-guru PAUD dan orang tua siswa saat ini. Sebab, diakuinya, pendidik PAUD sering bertemu dengan orang tua yang memaksakan target tertentu pada anaknya.


"Katakan pada mereka (orang tua murid), 'Sekarang Gubernurnya bisa baca tulis.' Jangan khawatir kalau anak sampai SD belum bisa baca dan tulis," ucapnya.

Anies juga berjanji akan meningkatkan pendidikan pembekalan bagi orang tua. Hal itu pernah dilakukannya saat menjadi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan lewat pendirian Direktorat Pendidikan Keluarga Kemendikbud, pada 2014.

"Sekarang malah Direktorat ini menjadi rujukan di Asia Tenggara karena banyak orang tua di kota besar memiliki waktu yang terbatas bersama keluarga. Sehingga memerlukan tambahan tips untuk bisa mendidik anak baik di kota urban," jelasnya.

Selain cara-cara di atas, peningkatan kualitas PAUD akan dilakukan lewat pemeriksaan PAUD yang berada di kawasan kumuh oleh Dinas Pendidikan DKI Jakarta.

"Kita akan cek di daerah-daerah yang hari ini merupakan pemukiman warga yang secara sosial ekonomi, kesejahteraan masih rendah karena di sana dibutuhkan perhatian ekstra," kata dia.


Anies juga mengaku sudah berkoordinasi dengan Dirjen Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat Kemendikbud Harris Iskandar tentang rencana permintaan bantuan staf Ditjen tersebut untuk mengembangkan PAUD di Jakarta.

"Jadi bisa secara optimal membantu. Tapi saya yakin bahwa dengan PAUD didorong, implikasinya akan besar. Dan InsyaAllah mulai tahun 2018 ini sebagian sudah bisa langsung dikerjakan," tandasnya. (arh/arh)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER