Pergantian Ketua Umum Golkar Tunggu Isyarat Jokowi

Abi Sarwanto | CNN Indonesia
Jumat, 17 Nov 2017 20:09 WIB
Yorrys Raweyai mengatakan, pergantian pucuk pimpinan Golkar tinggal menunggu waktu dan isyarat dari bahasa tubuh Presiden Joko Widodo.
Koordinator Bidang Polhukam Partai Golkar Yorrys Raweyai menjelaskan kondisi terkini partai di kawasan Senayan, Rabu (27/9). CNN Indonesia/Abi Sarwanto
Jakarta, CNN Indonesia -- Politikus Partai Golkar Yorrys Raweyai mengatakan, pergantian ketua Umum Golkar Setya Novanto tinggal menunggu waktu. Bahkan, kata Yorrys, pergantian sosok ketua umum partai beringin itu hanya perlu melihat isyarat dari bahasa tubuh (gestur) Presiden Joko Widodo.

"Golkar kan user-nya sekarang pemerintah, negara, Jokowi. Kita tinggal lihat gestur Jokowi, bagaimana dia, mau ke siapa," kata Yorrys saat dihubungi, Jumat (17/11).

Kata Yorrys, Golkar telah mendeklarasikan dukungan kepada pemerintahan Jokowi-Jusuf Kalla hingga 2019. Golkar juga telah mendeklarasikan dukungan kepada Jokowi untuk diusung sebagai calon presiden 2019.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Langkah pergantian ketua umum, kata Yorrys, juga tinggal menunggu Novanto ditahan KPK.

Yorrys menegaskan, tidak ada alternatif lain bagi Golkar selain mengganti Novanto karena partai akan menghadapi agenda Pilkada serentak bulan Januari 2018 dan Pemilu 2019.

"Kalau dengan kejadian sekarang ini maka tidak ada alternatif lain bahwa itu segera harus ada perubahan dalam waktu yang secepat-cepatnya," ujarnya.


Menurut Yorrys, ada satu kader Golkar yang berpotensi kuat mengisi ketua umum. Kader itu saat ini menjabat sebagai Menteri Perindustrian.

"Hampir sekarang itu kelihatannya ke Airlangga Hartanto," kata Yorrys.

Bahas Munaslub

Wakil Sekretaris Jenderal Partai Golkar Ace Hasan Syadzily mengatakan, tidak menutup kemungkinan partainya akan segera membahas usulan Jusuf Kalla terkait gelaran Munaslub untuk pergantian ketua umum.

"Karenanya desakan atau seruan misalnya dari Pak JK ke lainnya memang harus dibicarakan, harus dibahas," kata Ace saat dihubungi hari ini.

Namun, kata Ace, usulan itu tetap dibahas melalui mekanisme organisasi. Ada tiga opsi yamg menurutnya memungkinkan, seperti melihat perkembangan kesehatan Novanto dan upaya hukum yang diajukan Ketua DPR itu.

"Nah, yang ketiga, paralel dengan dua hal tersebut, seruan-seruan atau imbauan-imbauan tentu harus dikaitkan dengan kedua perkembangan tersebut," katanya.

(ugo/gil)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER