Menang Atau Kalah di Praperadilan, Novanto Perlu Diganti

Antara | CNN Indonesia
Senin, 27 Nov 2017 06:04 WIB
Menang atau kalah dalam praperadilan, Setya Novanto dianggap tidak akan bisa menyelematkan elektabilitas partai dan akan diganti.
Ketua DPR Setya Novanto menjalani pemeriksaan di gedung KPK, Jakarta, Kamis (23/11). Menang atau kalah di praperadilan, ia didorong mundur dari posisi Ketua Umum Partai Golkar. (Foto: ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A)
Jakarta, CNN Indonesia -- Ketua Dewan Pakar Partai Golkar Agung Laksono menilai, partainya perlu menggelar Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) untuk mencari pemimpin baru partai. Hasil dari permohonan praperadilan yang sedang diajukan Ketua Umum Partai Golkar Setya Novanto dianggap tak memengaruhi upaya pergantian itu.

"Jikalau kalah di praperadilan, dia (Novanto) harus mengundurkan diri. Kalau tidak, (pergantian) di rapat Munaslub. Saya rasa teman-teman sudah melihat itu. Munaslub diperlukan dalam rangka merubah kepemimpinan yang berwajah segar dan tentunya tidak bermasalah," ujarnya, seusai menghadiri acara pernikahan Kahiyang Ayu dan Bobby Afif Nasution di Medan, seperti dikutip dari Antara, Minggu (26/11).


Setya Novanto sendiri sudah mengajukan praperadilan ke Pengadilan Negeri Jakarta Selatan. Sidang perdana rencananya akan dilakukan pada 30 November 2017. Novanto mengajukan praperadilan setelah ditetapkan kembali sebagai tersangka kasus korupsi e-KTP oleh KPK dan sudah ditahan sejak 19 November 2017.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Golkar juga sudah menggelar pertemuan dengan seluruh DPD Tingkat I di Jakarta, pada Sabtu (25/11). Hasilnya, pelaksanaan Munaslub menunggu vonis praperadilan Novanto.

Agung melanjutkan, Novanto akan bersedia untuk mundur dari Ketua Umum Golkar. Baginya, pergantian kepemimpinan itu diperlukan demi menyelamatkan partai. Sebab, citra Novanto yang terjerat kasus korupsi sudah berpengaruh terhadap elektabilitas partai. Sosok yang lebih bersih diperlukan untuk menggantikannya.


"Saya harapkan tahun ini (pergantian kepemimpinan) selesai, karena tahun depan kalau bisa kita sudah bicara penggalangan suara untuk pilkada, persiapan rekrutmen calon anggota dewan DPR, tidak hanya berkutat pada masalah itu," tambah dia.

Di tempat yang sama, Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Golkar Ade Komarudin menyebut, aspirasi gelaran Munaslub itu benar-benar datang dari kader di daerah.

"Saya melihat DPD (Dewan Pimpinan Daerah) I dan DPD II sudah tidak tahan. Jadi, mereka yang mau, bukan elite, karena mereka sudah enggak tahan kondisi partai yang cukup memprihatinkan. Jadi ya mereka mendesak untuk segera ada jalan keluar dan satu-satunya jalan keluar munaslub," kata dia.

Aspirasi dari daerah itu, lanjutnya, tidak bisa dibendung, terlebih jika usul itu sudah didorong oleh 2/3 suara DPD seperti yang tercantum dalam AD/ART Partai Golkar. Lantaran itu, Ade melihat bahwa Beringin tidak perlu lagi menunggu hasil praperadilan untuk menggelar Munaslub.

"Saya kira waktu (Munaslub)-nya mungkin bersamaan dengan praperadilan, karena praperadilan batasnya pendek," ujarnya.


Dorongan Munaslub terungkap dalam pertemuan DPP Partai Golkar dengan DPD Partai Golkar se-Indonesia. Ketua Bidang Pemenangan Pemilu I Partai Golkar Nusron Wahid mengatakan DPD Golkar se-Indonesia siap mendukung Munaslub.

“Suasana kebatinan mengarah kesana (munaslub), kalau ada bahasa yang agak halus, itu dalam rangka bahasa jaga perasaan. Tapi memang rata-rata punya kesadaran, partai ini kalau mau selamat memang harus ada munaslub, hanya masalah waktu,” kata Nusron di Hotel Sultan, Jakarta Pusat, Sabtu (25/11). (arh/arh)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER