Jakarta, CNN Indonesia -- Lahar dingin tak selamanya menjadi momok bagi penduduk di sekitar gunung berapi. Di Bali, tepatnya di Kecamatan Rendang, Karangasem, lahar dingin yang keluar dari perut Gunung Agung dan mengalir ke Sungai Yeh Sah, justru menjadi objek hiburan bagi warga sekitar.
Berbondong warga mendatangi sungai tersebut untuk melihat dan mengabadikan peristiwa banjir lahar dingin. Mereka berdiri di atas jembatan sambil mengambil gambar lewat kamera
handphone.
Tak sedikit juga yang melakukan swafoto atau
selfie dengan latar belakang banjir lahar dingin di Sunyai Yeh Sah tersebut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Demi gambar yang indah, beberapa warga bahkan nekat turun hingga ke samping badan sungai. Salah satunya Gede yang tinggal tak jauh dari sungai Yeh Sah.
Ia mengaku sudah dua kali datang ke Sungai Yeh Sah untuk melihat banjir lahar dingin Gunung Agung.
"Kemarin sudah ke sini, tapi hari ini mau lihat lagi kondisinya gimana," kata Gede saat ditemui
CNNIndonesia.com, Selasa (28/11).
Tak hanya itu, Gede juga menyampaikan kedatangannya untuk mengabadikan kondisi terkini dari banjir lahar dingin Gunung Agung tersebut.
"Ya sekalian mau foto banjir laharnya, mau lihat beda enggak sama yang kemarin," ujarnya.
Lain halnya dengan Wayan, warga Kecamatan Bangli.
Wayan mengungkapkan kedatangannya ke sungai Yeh Sah tidak sekadar melihat lahar dingin, tetapi juga untuk mengambil air lahar dingin tersebut.
"Ke sini buat ambil air laharnya," ujar Wayan.
Meski begitu, Wayan tak menjelaskan secara rinci apa tujuan dirinya mengambil air lahar dingin Gunung Agung tersebut.
"Ini disuruh kakak saja, buat kenang-kenangan mungkin," ungkapnya.
 Seorang warga berswafoto di tengah aliran lahar dingin di Sungai Yeh Sah, Karangasem, Bali. (CNN Indonesia/Andry Novelino) |
Lahar dingin yang menerjang Sungai Yeh Sah tak hanya menarik minat warga sekitar dan lokal. Sejumlah wisatawan mancanegara ikut terlihat antusias melihat fenomena itu.
Salah satunya Darren Stone, warga negara Australia.
Darren mengaku sengaja datang ke Sungai Yeh Sah untuk melihat secara langsung banjir lahar dingin tersebut.
Darren menuturkan dirinya belum pernah melihat hal tersebut selama di Australia. Pasalnya di Australia tidak memiliki gunung berapi aktif sehingga dirinya tidak pernah menyaksikan peristiwa semacam itu.
"Ini pengalaman pertama saya melihat hal seperti ini," kata Darren.
"Pengalaman baru bagi saya, ini menarik, sehingga saya ingin langsung melihatnya," imbuhnya.
Banjir lahar dingin tak hanya terjadi di Sungai Sehg Yah. Sebelumnya lahar dingin juga melintasi Dusun Belong, Kecamatan Kubu, Karangasem.
Terkait lahar dingin ini Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) telah memberikan imbauan kepada warga untuk tidak mendekati aliran sungai yang berhulu di Gunung Agung dan tetap waspada saat beraktivitas di pinggir sungai karena ini musim hujan.
Banjir lahar dingin kemungkinan terjadi jika turun hujan di sekitar Gunung Agung.
Dalam kondisi hujan air akan bercampur dengan material dari letusan itu dan bergerak mengalir menuruni lereng ke arah hilir sungai dengan membawa segala material letusan.
Aliran lahar dingin bisa sangat kuat dan mampu menerjang apapun yang menghalanginya.
(wis/asa)