Jakarta, CNN Indonesia -- Komisi I DPR bakal menggelar uji kelayakan dan kepatutan terhadap calon tunggal Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto di Gedung DPR, Jakarta, Rabu (6/12). Hadi yang kini masih menjabat Kepala Staf TNI AU itu direkomendasikan Presiden Joko Widodo menggantikan Jenderal Gatot Nurmantyo.
Wakil Ketua Komisi I DPR Tubagus Hasanuddin mengatakan, uji kelayakan dan kepatutan terhadap Hadi merupakan keputusan rapat Komisi I DPR.
"Komisi I di rapat sepakat, besok (Rabu) mulai pukul 10.00 WIB akan melaksanakan uji kelayakan," ujar Tubagus di Gedung DPR, Jakarta, Selasa (5/12).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tubagus membeberkan, Komisi I akan lebih dahulu melakukan pemeriksaan administrasi terhadap Hadi sebelum melakukan uji kelayakan dan kepatutan. Dalam tahap itu, setiap anggota Komisi I akan mengajukan pertanyaan yang nantinya akan ditanyakan kepada Hadi.
"(Waktunya) 45 menit melakukan pemeriksaan administrasi," ujarnya.
Lebih lanjut, Tubagus menyampikan, Hadi akan diminta menyampaikan visi dan misinya sebagai calon Panglima TNI sebelum menjawab pertanyaan yang diajukan seluruh anggota fraksi di Komisi I.
Dalam kesempatan itu, Komisi I tidak menutup kemungkinan akan melakukan rapat tetutup jika ada hal yang berisifat rahasia.
"Seperti biasanya rapat akan dilaksanakan paparan visi dan misi terbuka dan pendalaman. Mungkin yang rahasia sifatnya tertutup," ujar Tubagus.
Setelah proses uji kelayakan dan kepatutan selesai digelar, Komisi I akan menggelar rapat tertutup untuk menentukan sikap terhadap pencalonan Hadi.
"Dan setelah itu kita akan rapat tertutup untuk kemudian memutuskan menolak atau menyetujui," ujarnya.
Di sisi lain, Tubagus memprediksi, pencalonan Hadi sebagai Panglima TNI akan berjalan lancar. Sebab, selama ini Komisi I tidak pernah menolak calon Panglima TNI yang diajukan presiden.
"Selama ini berdasarkan pengalaman Komisi I tidak pernah menolak," ujar Tubagus.
Presiden Jokowi merekomendasikan KSAU Marsekal Hadi Tjahjanto sebagai calon tunggal Panglima TNI menggantikan Jenderal Gatot Nurmantyo yang akan masuk masa pensiun pada Maret 2018 nanti.
Ini merupakan kali kedua Panglima TNI dijabat perwira tinggi dari TNI AU sejak Marsekal Purnawirawan Djoko Suyanto pada 2006-2007 silam.
Berturut-turut setelah Djoko Suyanto, pucuk pimpinan tertinggi TNI dijabat Jenderal Purn Djoko Santoso dari TNI AD (2007-2010), Laksamana Purn Agus Suhartono dari TNI AL (2010-2013), Jenderal Purn Moeldoko dari TNI AD (2013-2015), dan Jenderal Gatot Nurmantyo dari TNI AD (2015-sekarang).
(osc/djm)