Massa Aksi Bakar Poster Trump di Kedubes AS

Priska Sari Pratiwi | CNN Indonesia
Jumat, 08 Des 2017 15:35 WIB
Massa aksi juga membakar ban dan melingkar sambil menyerukan seruan protes kepada Presiden Amerika Serikat Donald Trump.
Massa aksi juga membakar ban dan melingkar sambil menyerukan seruan protes kepada Presiden Amerika Serikat Donald Trump. (CNN Indonesia/Priska Sari Pratiwi)
Jakarta, CNN Indonesia -- Massa aksi yang tergabung dalam keluarga besar Nadhatul Ulama (NU) membakar ban dan poster bertuliskan ‘Say No Trump’ di depan kantor Kedubes AS, Jakarta. Mereka mengelilingi ban sambil menyerukan seruan protes kepada Presiden Amerika Serikat Donald Trump.

Aksi itu ditujukan untuk menentang keputusan AS yang mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel. Salah satu koordinator aksi masa mengatakan, Indonesia menolak pernyataan Trump danenyatakan Yerusalem adalah ibu kota Palestina.

“Mengecam keras pernyataan (Trump) tersebut karena Yerusalem bukan ibu kota Israel melainkan Palestina yang telah kita akui kedaulatannya,” ujar koordinator aksi massa dari atas mobil komando, Jumat (8/12).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


NU mendesak agar Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) segera mengesahkan keanggotaan Palestina menjadi anggota resmi PBB. Massa NU juga meminta PBB segera memberikan sanksi kepada Israel baik secara ekonomi maupun politik.

Sementara itu, kondisi jalan di kawasan Medan Merdeka Selatan masih terpantau lancar. Kendaraan bermotor hingga bus Transjakarta masih bisa melintas menuju arah Gambir maupun sebaliknya.

Sebelumnya, perwakilan massa yang melakukan aksi protes menemui pihak Kedutaan Besar AS untuk menyampaikan sejumlah tuntutan. Massa yang mewakili adalah koordinator Aqsa Working Group Agus Sudarmaji dan ustaz Aji Abdul Malik.


Dalam tuntutannya, massa menyatakan bahwa pernyataan Trump yang meminta pemindahan kantor Kedubes AS di Tel Aviv ke Yerusalem dan pengakuan Yerusalem ibu kota Israel adalah zalim. Menurut massa, Yerusalem masih berada di bawah perlindungan hukum internasional dan bukan berada di bawah Israel. (pmg/gil)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER