Panglima Hadi Akan Lihat Keperluan Mutasi Perwira

Dias Saraswati & Martahan Sohuturon | CNN Indonesia
Jumat, 08 Des 2017 21:28 WIB
Usai dilantik Presiden, Panglima TNI Hadi Tjahjanto mengatakan berdasarkan jukmin mutasi bisa dilakukan setelah perwira menduduki jabatan selama dua tahun.
Marsekal TNI Hadi Tjahjanto dilantik Presiden RI Joko Widodo sebagai Panglima TNI di Istana Negara, Jakarta, 8 Desember 2017. (ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari)
Jakarta, CNN Indonesia -- Panglima Tentara Nasional Indonesia (TNI) Marsekal Hadi Tjahjanto akan melihat keperluan dalam memutasi perwira di dalam tubuh institusi TNI.

"(Mutasi) memang diperlukan untuk kedinasan dalam rangka mendukung tugas pokok, mendukung visi dan misi pimpinan," ujar Hadi usai dilantik menjadi Panglima TNI menggantikan Jenderal TNI Gatot Nurmantyo di Istana Negara, Jakarta, Jumat (8/12).


Dia pun menegaskan, proses mutasi perwira di dalam tubuh TNI memiliki aturan. Ia mengatakan dalam petunjuk administrasi diatur bahwa perwira TNI dapat dimutasi ketika telah menduduki jabatan selama dua tahun.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Aturannya adalah berdasarkan jukmin (petunjuk administrasi) yang ada, adalah apabila personel tersebut sudah menduduki jabatan selama dua tahun," ujar Hadi.

Sebelumnya, Jenderal Gatot Nurmantyo melakukan mutasi atas 85 perwira tinggi hanya beberapa hari sebelum pelantikan Hadi sebagai Panglima TNI.

Mutasi itu tercantum dalam Surat Keputusan Panglima TNI Nomor Kep/982/XII/2017 tentang pemberhentian dari dan pengangkatan dalam jabatan di lingkungan TNI.

Kabidpenum Puspen TNI, Kolonel Inf Bedali Harefa mengatakan, ada 85 perwira tinggi TNI yang terkena mutasi.

"Mutasi Jabatan di lingkungan TNI dalam rangka memenuhi kebutuhan organisasi dan pembinaan karier Perwira Tinggi TNI, guna mengoptimalkan tugas-tugas TNI yang semakin kompleks dan dinamis," kata Bedali dalam keterangan tertulis yang diterima CNN Indonesia.com, Selasa (5/12).

Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto memberikan keterangan bersama pendahulunya, Jenderal Gatot Nurmantyo di Istana Negara, Jakarta, Jumat (8/12). (CNN Indonesia/Martahan Sohuturon)

Mutasi dalam Waktu Dekat

Sementara itu, saat diminta tanggapannya terkait hadirnya panglima baru TNI, pengamat militer dari Institute for Security and Strategic Studies (ISESS) Khairul Fahmi memprediksi Marsekal Hadi bisa melakukan mutasi di internal TNI dalam waktu dekat.

"Dalam hitungan minggu bisa jadi ada mutasi," ujar Khairul kepada CNNIndonesia.com, Jumat (8/12).

Khairul berpendapat mutasi akan bisa segera dilakukan karena ada beberapa jabatan di TNI yang memang harus segera diisi. Salah satunya adalah jabatan Kepala Staf TNI Angkatan Udara (KSAU) yang ditinggalkan Hadi.

"Kalau ada dalam waktu dekat itu tentu karena ada jabatan kosng yang harus segera diisi," ujarnya.

"Posisi KSAU ini juga harus diisi," imbuh Khairul.

Meski begitu, Khairul mengimbau agar mutasi yang dilakukan Hadi ini harus sesuai dengan aturan dan prosedur yang ada.

Jangan sampai, kata Khairul mutasi itu justru hanya digunakan untuk melakukan perombakan tim yang sesuai dengan kebutuhan Hadi sebagai panglima baru.

"Jangan terjebak pada perombakan karena kemarin ini timnya Gatot, sekarang harus timnya Hadi. Alamiah saja, kalau saya jangan sampai ada like and dislike," tutur Khairul.

Jika pun harus merombak tim, Khairul menilai Hadi harus terlebih dahulu menjabarkan dan menjelaskan visi misinya sebagai panglima yang telah ia sampaikan di DPR kepada seluruh prajurit TNI.

Nantinya, lanjut Khairul, baru akan bisa diidentifikasi tim seperti apa yang mampu melaksanakan visi dan misi Hadi sebagai panglima baru.

Khairul pun menuturkan Hadi Tjahjanto tak perlu khawatir dengan loyalitas prajurit TNI saat dirinya menjabat sebagai panglima baru.

Pasalnya, menurut Khairul, TNI menganut sistem komando, sehingga mereka akan tetap patuh dan tunduk kepada panglima yang baru.

"Organisasi TNI cukup dewasa, tahu kapan loyalitas terhadap person harus dikesampingkan," kata Khairul.

[Gambas:Video CNN] (wis)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER