FPI Demo Kedubes AS Tolak Trump soal Yerusalem

Bimo Wiwoho | CNN Indonesia
Senin, 11 Des 2017 07:44 WIB
KPA menolak keras sikap Trump yang mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel. Menurut KPA, Yerusalem merupakan milik Palestina, bukan milik Israel.
KPA menolak keras sikap Trump yang mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel. Menurut KPA, Yerusalem merupakan milik Palestina, bukan milik Israel. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)
Jakarta, CNN Indonesia -- Front Pembela Islam (FPI) bersama sejumlah ormas lain yang tergabung dalam Komite Pembebasan Al Aqsho (KPA) berencana menggelar aksi protes di depan kantor Kedutaan Besar AS, Jakarta.

Aksi tersebut merupakan tanggapan dari sikap Presiden AS Donald Trump yang mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel.

“Ya Dari Jam 09.00 (WIB) pagi sampai selesai,” ucap juru bicara FPI Slamet Maarif saat dikonfirmasi mengenai rencana aksi Senin (11/12).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

“Jumlah peserta aksi diperkirakan mencapai ribuan,” lanjutnya.

KPA menolak keras sikap Trump yang mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel. Menurut KPA, Yerusalem merupakan milik Palestina, bukan milik Israel.

KPA juga menyatakan Yerusalem merupakan wilayah milik umat muslim, bukan milik Yahudi. KPA menganggap sikap Trump itu salah besar, karena dapat memantik munculnya konflik.

“Amerika Serikat yang jadikan Al Quds ibu kota Israel ya sama saja memancing perang dunia ketiga,” ujar Slamet.

“Ayo kepung Kedubes AS,” seru Slamet.

Rencana aksi yang akan digelar KPA mengikuti apa yang sebelumnya dilakukan massa Nahdlatul Ulama dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Keduanya diketahui telah menggelar aksi protes di depan kantor Kedubes, AS.

KPA merupakan gabungan beberapa ormas yang didirikan FPI bersama sejumlah ormas Islam lainnya pada 1 April 2002 silam. Komite ini dibentuk untuk tujuan jangka panjang, yakni hingga Yerusalem dan Al Aqsha terbebas dari cengkeraman Israel.

Sejak pertama kali dibentuk, KPA langsung membuka pendaftaran jihad ke Palestina. (djm/djm)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER