Jakarta, CNN Indonesia -- Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno ingin biaya parkir tetap terjangkau, baik bagi pengguna kendaraan roda dua maupun roda empat. Hal itu terutama tarif parkir di lahan yang dikelola oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.
Dia menyebut, tarif parkir harus terjangkau bagi masyarakat, meskipun lahan-lahan parkir menggunakan sistem elektronik atau parkir meter.
“Ke depan harus ditata lebih baik. Meskipun pakai parkir meter ya harganya harus tetap terjangkau,” kata Sandi di Balai Kota, Jakarta, Senin (11/12).
Selama ini, Sandi mengakui tarif parkir di beberapa daerah di Jakarta memang dipatok dengan harga yang cukup tinggi. Misalnya di beberapa pusat jajanan jalanan di Jakarta, untuk satu kendaraan saja bisa dipatok hingga Rp5000.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Iya jadi suka dipatok-patok gitu yah kalau parkir di tempat makan, ini mahal sekali masuknya parkir ini juga tidak jelas ke mana,” kata dia.
Selain tarif yang murah, Sandiaga juga menginginkan pengelolaan lahan parkir tersebut tetap menghasilkan keuntungan bagi Pemprov DKI Jakarta. Pasalnya selama ini, terdapat tempat-tempat yang rawan parkir liar dengan pengenaan tarif yang tinggi. Selain memberatkan pengguna, Pemprov juga tak menerima pemasukan yang pasti.
“Harus dibuat bagaimana meningkatkan pendapatan dari sistem parkiran ini. Tapi tetap tidak membebani dengan luar biasa, tidak adil kalau mobil sejam Rp15 ribu atau membebani lebih mahal dari itu,” kata dia.
Untuk itu, Sandiaga juga memastikan akan tetap menggunakan sistem parkir meter. Namun dia akan mengkaji lagi konsep parkir meter yang digunakan agar tidak terlalu membebani warga yang menggunakan jasa parkir tersebut.
“Ini jadi perhatian kami, tentu harus ada sistem yang
sustainable (berkelanjutan), harus pakai sistem tapi tarif tidak menggigit,” kata dia.
(lav)