Jakarta, CNN Indonesia -- Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan secara resmi mengumumkan layanan transportasi terintegrasi bagi masyarakat melalui program andalannya, OK Otrip.
“Hari ini kita resmi me-
launching program Ok Otrip, semoga bisa membantu warga Jakarta dan kebutuhan warga Jakarta akan transportasi umum yang mudah dan bisa tertangani dengan adanya Ok Otrip ini,” kata Anies dalam acara peluncuran yang digelar di Balai Kota DKI Jakarta, Kamis (14/12).
Dalam peluncuran tersebut, Anies mengatakan OK Otrip akan diuji coba selama tiga bulan dari pertengahan Januari hingga April tahun depan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Setelah diluncurkan hari ini, selama masa percobaan tarif yang diberlakukan adalah harga promo. Dari yang semula dikenakan Rp5.000, hanya akan dikenakan tarif Rp3.500 pada tiga bulan pertama.
Uji coba tersebut direncanakan digelar di empat wilayah kota yakni Jelambar (Jakarta Barat), Duren Sawit (Jakarta Timur), Warakas (Jakarta Utara), dan Lebak Bulus (Jakarta Selatan).
“Nanti untuk integrasi secara keseluruhan satu DKI mudah-mudahan bisa terjadi di 2020 untuk saat ini memang masih di beberapa daerah,” kata Anies.
Adapun empat wilayah yang dipilih untuk uji coba itu dipilih karena kawasan padat penduduk yang belum terjangkau layanan angkutan umum. Selain itu, masih banyak fasilitas umum dengan jalanan lingkungan yang cukup lebar yakni lebih dari lima meter, penindihan (
overlap) rute angkutan umum kurang dari 20 persen, serta masih terhubung dengan
feeder dan koridor TransJakarta.
“Kita mau berikan kemudahan, jadi untuk saat ini kami sasar wilayah-wilayah yang memang jarang dilalui angkutan umum,” kata Anies.
 Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mencoba tap in saat peluncuran OK Otrip di Balai Kota DKI Jakarta, 14 Desember 2017. (Dok. Pemprov DKI Jakarta) |
Jaminan Tak Ada Angkot NgetemAnies juga memastikan pemberlakuan Ok Otrip ini akan mengurangi kemacetan akibat banyaknya angkutan umum yang mengetem di pinggir jalan.
Selain itu warga pengguna angkutan umum juga akan dilayani dengan cepat karena yang dikedepankan adalah layanan kilometer, bukan jumlah penumpang.
“Jadi kalau biasanya angkot
ngetem, setelah ada Ok Otrip mereka tidak ngetem, mereka akan dihitung perkilometer, mau berapa pun penumpangnya yang dihitung adalah jarak,” kata dia.
 Penumpang diberi jatah waktu tiga jam untuk perjalanan sekali bayar dalam program OK Otrip. (CNN Indonesia/Tiara Sutari) |
Warga pun, kata Anies, dapat menggunakan berbagai moda angkutan umum dalam trayek yang terintegrasi dengan sistem TransJakarta dengan membayar sebanyak maksimal Rp5000 dalam durasi tiga jam dari mulai sentuh kartu untuk tranksaksi (
tap in)
pertama hingga tap in terkahir.
“Jadi nanti ketika masuk armada ada alat untuk
tap in, disitulah mereka bayar. Semuanya pakai nontunai, ” kata dia.
Jika pengguna armada belum menyelesaikan perjalanannya dalam durasi tiga jam, dia diwajibkan kembali melakukan tap in dengan sistem pembayaran sesuai harga perjalanan angkutan tersebut.
Adapun terkait kartu Ok Otrip, warga sudah bisa mendapatkan kartu tersebut di halte-halte TransJakarta mulai 22 Desember 2017.
“Kartunya sudah ada di setiap halte TransJakarta,” kata Anies.
(kid/djm)