Jakarta, CNN Indonesia -- Sekjen PPP kubu Ketua Umum Muhammad Romahurmuziy, Arsul Sani menyebut, Dimyati Natakusumah tidak paham etika berpolitik, jika bersikeras menjabat sebagai anggota DPR Fraksi PPP.
Menurutnya, Dimyati harus mundur dari sebagai anggota DPR Fraksi PPP, jika berniat bergabung dengan PKS.
"Para politisi senior tentu paham etika berpindah partai," ujar Arsul dalam pesan singkat, Kamis (28/12).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Arsul menuturkan, Dimyati harusnya meniru politisi Akbar Faisal saat hengkang dari Hanura ke NasDem. Akbar dengan jantan, kata Arsul, rela mundur sebagai anggota Fraksi Hanura karena pindah ke NasDem.
Selain jabatan di Fraksi, Arsul juga mengaku, kecewa dengan sikap Dimyati secara sepihak yang menyatakan akan pindah ke PKS. Ia berkata, Dimyati tidak pernah berkomunikasi dengan Fraksi atau DPP PPP terkait dengan niatnya pindah ke PKS.
Asrul menilai, sebagai politisi senior, Dimyati seharusnya memiliki etika sebelum keluar dari PPP. Menurut Asrul, PPP sebenarnya tidak akan mempersoalkan kepindahan Dimyati jika dilakukan dengan etika politik yang baik.
"Melihat statusnya sebagai politisi senior, tentu kami menyayangkan jika tidak melalui cara yang lebih etis," ujarnya.
Lebih dari itu, Arsul mengaku prihatin dengan citra PKS ke depan jika resmi menerima Dimyati
"DN bercermin diri lah apakah pantas dan begitu etika seorang poliitisi yang ingin terus berkarir politik. Kasihan PKS nanti, karena ketempatan anggota baru yang etika atau fatsoen politiknya tidak gentle," tegas Arsul.
Sebelumnya, Dimyati mengaku akan pindah dari PPP ke PKS. Selain karena alasan dualisme, kepindahan Dimyati terkait dengan rencana pencalonannya kembali pada pemilihan legislatif (pileg) 2019 dari dapil Banten.
(agi/agi)