Jakarta, CNN Indonesia -- Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Mulyono tak mempersoalkan Letnan Jenderal Edy Rahmayadi yang mengenakan jas Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dalam acara konsolidasi dan ikrar para calon kepala daerah yang diusung PKS, kemarin.
Dalam acara itu, Edy tampak mengenakan jas PKS warna putih lengkap dengan pin PKS. Menurut Mulyono, apa yang dilakukan Edy dengan hadir di acara itu dengan jas PKS bukan masalah. Sebab, Ketua Umum PSSI yang baru saja dicopot sebagai Panglima Komando Cadangan Strategis TNI AD (Pangkostrad) itu sudah mengundurkan diri alias mengajukan pensiun dini.
"Dia aktif di politik kalau dia sudah mengajukan itu (pengunduran diri),
its ok," kata Mulyono di kawasan Kuningan, Jumat (5/1).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Meskipun Surat Keputusan Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto terkait pencopotan Edy sebagai Pangkostrad baru keluar kemarin, namun menurut Mulyono, secara resmi Edy sudah mengajukan pengunduran diri. Sehingga, secara ketentuan sudah tidak ada masalah Edy langsung terlibat di kegiatan maupun mengenakan atribut politik.
"Yang penting kan sudah mengundurkan diri, sudah, dalam ketentuannya boleh," ujarnya.
Di sisi lain, terkait pergantian jabatan Pangkostrad, Mulyono menegaskan tak ada motif lain di balik dipilihnya Letjen Agus Kriswanto menggantikan Edy. Mulyono menuturkan proses pergantian jabatan tersebut sesuai dengan permintaan Edy
"Itu dalam rangka ya sesuai dengan permintaan personel kita itu," ucapnya.
Dalam Keputusan Panglima TNI Nomor Kep/12/I/2018 tentang Pemberhentian Dari dan Pengangkatan Dalam Jabatan di Lingkungan TNI yang ditandatangani Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto, Kamis (4/1), total ada 20 perwira TNI yang dimutasi. Salah satunya Edy Rahmayadi.
Jenderal bintang tiga itu resmi dicopot dari jabatannya sebagai Pangkostrad dan digeser menjadi perwira tinggi Mabes TNI AD. Jabatan baru itu resmi disandang sejak surat keputusan tersebut diterbitkan.
Posisi Edy sebagai Pangkostrad digantikan oleh Letnan Jenderal Agus Kriswanto yang sebelumnya menjabat sebagai Komandan Pembinaan Doktrin, Pendidikan, dan Latihan TNI AD (Dankodiklatad).
Edy diketahui akan maju dalam arena Pemilihan Gubernur Sumatra Utara (Pilgub Sumut). Dia maju sebagai bakal calon gubernur dan berpasangan dengan Musa Rajekshah alias Ijeck.
Pasangan Edy-Ijeck ini diusung oleh dari Partai Gerindra, Partai Keadilan Sejahtera (PKS), dan Partai Amanat Nasional (PAN).
Rencananya, mereka akan mendeklarasikan sebagai bakal pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Sumut pada Minggu (7/1) mendatang.
(osc/gil)