Jakarta, CNN Indonesia -- Pidato politik awal tahun Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) berangkat dari hasil rapat darurat partai tentang ketidakadilan di tiga daerah Pilkada.
"Ini adalah penjelasan lebih lengkap bahwa pengalaman yang kami alami itu agar tidak terjadi lagi. Itu poinnya. Pengalaman di DKI Jakarta, pengalaman yang kami alami di Papua, di Kalimantan Timur juga untuk tidak berulang lagi. Mari kita jaga bersama," kata Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Hinca Panjaitan di Cibinong, Bogor, Jawa Barat, Jumat (5/1).
Dalam pidatonya, SBY menyampaikan lima poin yang ditujukan kepada aparatur negara dan penyelenggara pemilu untuk menghadapi tahun politik di 2018 dan 2019.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
SBY menyinggung di antaranya soal potensi penggunaan kekerasan dan kekuatan fisik yang terjadi dalam pesta demokrasi baik di daerah maupun tingkat nasional.
Hinca menyebut pidato SBY berusaha mengingatkan agar pesta demokrasi pilkada berjalan riang gembira tanpa ada kekerasan fisik maupun SARA agar masyarakat bebas menentukan pilihan siapa calon pemimpinnya.
"Karena itu diingatkan, baik itu penyelenggara, maupun negara untuk sama-sama menjaga pesta ini dengan baik," ujarnya.
Sedangkan saat menyinggung netralitas TNI dan Polri terutama yang bakal maju di pilkada, Hinca mengatakan, SBY berupaya mengingatkan agar aparatur negara itu mengikuti aturan main.
"Kalau mau maju silakan tapi ikuti aturan mainnya agar betul-betul netral. Biarkan TNI-Polri berada di jalurnya untuk menjalankan fungsi sesuai UU," katanya.
(gil)