Jakarta, CNN Indonesia -- Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) membutuhkan anggaran sekitar Rp2 triliun per tahun untuk melaksanakan tugas melindungi ranah dunia maya Indonesia dari ancaman serangan siber.
Hal ini disampaikan Kepala BSSN Djoko Setiadi di Kantor BSSN di Jakarta, Jumat (5/1).
Djoko mengatakan, anggaran untuk BSSN masih dalam tahap pembahasan. Ia akan bertandang ke Komisi I DPR pada 16 Januari nanti untuk melakukan pembahasan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami sedang menyusun anggarannya. Sekitar dua, dua plus. Iya triliun," kata Djoko.
Anggaran ini akan digunakan untuk keperluan operasional, khususnya untuk pengadaan peralatan dan penambahan sumber daya manusia (SDM).
Djoko menyebut BSSN membutuhkan banyak SDM baru. Saat ini SDM BSSN hanya berasal dari 'gerbong' Lembaga Sandi Negara (Lemsaneg). Nantinya akan ada penambahan SDM dari Direktorat Perlindungan Informasi Kemenkominfo.
BSSN juga berencana membuka perekrutan dalam waktu dekat. Namun Djoko tak menyebut kapan dan berapa jumlah karyawan yang akan direkrut.
"Bagi putra-putri bangsa yang memiliki keahlian di bidang siber, mari bekerja sama menjaga keamanan di area siber negeri ini," imbau Djoko.
[Gambas:Video CNN]Terkait masalah pengadaan teknologi, belum ada rincian peralatan yang akan diperlukan BSSN.
Juru Bicara BSSN Anton Setiyawan menyebut, akan menggunakan teknologi dalam negeri seperti yang dilakukan Lemsaneg sebelumnya.
Djoko mengatakan, saat ini pihaknya sedang melakukan persiapan. BSSN ditargetkan akan mulai bekerja pada pertengahan tahun ini. Badan ini akan berjalan efektif, kata Djoko, mulai akhir tahun.
"Akhir tahun ini (efektif), jadi 2019 sudah benar-benar secure. Setahun ini sedang kita siapkan," ucapnya.
(ugo)