Surabaya, CNN Indonesia -- Pengajuan mundur Abdulah Azwar Anas sebagai bakal calon Wakil Gubernur Jawa Timur memicu isu Tri Rismaharini akan menjadi penggantinya. Isu itu membuat Pemilihan Gubernur Jawa Timur (Pilgub Jatim) 2018 semakin marak.
Nama Risma muncul di bursa Pilgub Jatim mendampingi Saifullah Yusuf atau Gus Ipul setelah Azwar Anas resmi mengembalikan mandat ke Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP). Namun ada pihak yang tak rela wanita berkerudung itu meninggalkan Kota Pahlawan.
Penolakan Risma untuk ikut konstetasi pesta demokrasi Jatim salah satunya lewat berbagai karangan bunga di depan rumah dinas Wali Kota Surabaya yang berlokasi di Jalan Sedap Malam Surabaya. Karangan bunga itu berisi berbagai tulisan yang intinya tidak setuju jika Risma maju sebagai Cawagub PDIP.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pantauan
CNNIndonesia.com, Sabtu (5/1), ada empat karangan bunga ukuran besar di depan Rumdis Risma. Karangan bunga itu tertulis berasal berbagai kalangan, salah satunya dari Risma Lovers.
Pada karangan bunga, tertera kalimat Biarkan Risma Tetap di Surabaya dan Tolak Mak Risma Jadi Cawagub Jatim.
Aksi penolakan Risma maju di Pilgub Jatim sebetulnya berembus sejak Jumat kemarin, berbarengan dengan kabar Azwar Anas mundur. Sekelompok orang mendatangi tempat Risma bertugas di Balai Kota Surabaya.
"Jadi Cagub atau Cawagub, warga Surabaya menolak Bu Risma maju Pilgub Jatim," kata orator Forum Relawan Saya Surabaya, Imam Budi Utomo saat itu.
 Karangan bunga di depan rumah dinas Wali Kota Surabaya berisi penolakan Risma untuk ikut Pilgub Jatim 2018. (CNN Indonesia/Kurniawan Dian). |
Menanggapi perihal Pilgub Jatim, Risma tadi pagi kedatangan mantan Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat di Rumdis Wali Kota Surabaya. Risma mengaku bahwa kedatangan Djarot tersebut hanya untuk berdiskusi terkait panasnya Pilgub Jatim 2018 ini.
"Kita hanya diskusi-diskusi biasa soal pilgub, tidak ada yang lain," tutur Risma, Sabtu (6/1).
Saat ditanya apakah kedatangan Djarot tersebut membawa pesan khusus dari DPP PDIP terkait permintaan agar Risma bersedia menjadi wakil dari cagub PDIP Gus Ipul, Risma membantah.
"Tidak, tidak ada permintaan untuk itu. Tadi hanya diskusi biasa," kata Risma.
Risma menegaskan, dirinya sudah menyampaikan keinginannya berulang kali, yakni tetap di Kota Surabaya. Dia ingin tetap mengurus Surabaya ketimbang ikut menyemarakkan Pilgub Jatim.
"Itu kan sudah saya sampaikan berulang-ulang bahwa saya ingin tetap di Surabaya. Bagi saya bisa membenahi kota ini adalah kepuasan tersendiri," ucap Risma.
Risma juga menegaskan, banyak kader PDIP yang berkualtias dan lebih mumpumi dibanding dirinya untuk maju Pilgub Jatim mendampingin Gus Ipul.
"Saya ini apa kok sampai seperti itu. Masih banyak kader PDIP yang bagus-bagus dan lebih mumpuni," ujar Risma.
Gus Ipul Apresiasi Azwar AnasDi lokasi berbeda, Gus Ipul mengapresiasi sikap Azwar Anas yang telah mengembalikan mandat sebagai Cawagub ke DPP PDIP. Gus Ipul menilai langkah Bupati Banyuwangi itu menunjukkan sikap kesatria sebagai pemimpin.
"Saya sedih juga. Saya menghargai dan sekaligus juga mengapresiasi keinginan Mas Anas untuk menegakkan kebenaran dan memperoleh keadilan," tutur Gus Ipul di Surabaya.
 Gus Ipul mengapresiasi sikap Azwar Anas yang dinilainya sebagai seorang ksatria terkait isu foto syur yang menerpanya terkait Pilgub Jatim 2018. (CNN Indonesia/Kurniawan Dian). |
Menurut Gus Ipul, Anas merupakan kepala daerah yang berprestasi dengan segudang penghargaan. Namun, dengan beradarnya foto yang dianggap Anas sebagai kampanye hitam itu Anas memilih mundur. Oleh karena itu, Gus Ipul siap mendukung Anas untuk terus membangun Banyuwangi.
"Kita tetap dukung Anas yang fokus untuk mensejahterakan masyarakat Banyuwangi," kata Gus Ipul.
Gus Ipul juga mengaku, sejak foto diduga mirip Anas itu viral, hingga Anas mengembalikan mandatnya sebagai cawagub, dirinya belum bertemu langsung dengan Anas. Komunlikasi hanya dilakukan melalui sambungan telepon saja.
"Lewat telepon saja, belum ketemu langsung. Kalau komunikasi ke Anas semalam dan komunikasinya biasa saja," ujar Gus Ipul.
(osc/dik)