Jakarta, CNN Indonesia -- Partai Gerindra langsung merespons tudingan La Nyalla Mahmud Mattalitti soal mahar Rp40 miliar yang diduga diminta Prabowo Subianto untuk pemilihan gubernur Jawa Timur.
Melalui akun Twitternya, @Gerindra, partai berlambang burung garuda ini bahkan menyebut akun sejumlah tokoh yang pernah diusung dalam pilkada. Termasuk nama Joko Widodo dan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.
Gerindra juga me-
mention nama Anies Baswedan, Sandiaga Uno, Sudrajat dan Edy Rahmayadi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Jika yang dimaksud adalah hanya tentang mahar, silakan tanyakan ke pada pak @jokowi, @basuki_btp, @aniesbaswedan, @sandiuno, @MayjenSudrajat, @RahmayadiEdy, dan lain-lain. Tanyakan apakah kami dan pak @prabowo meminta mahar kepada mereka. Silakan,” demikian kicauan akun Gerindra, Kamis (11/1) malam.
Jokowi-Ahok diusung Gerindra bersama PDIP di Pilkada DKI Jakarta 2012. Sementara Anies-Sandi diusung bersama Partai Keadilan Sejahtera tahun lalu di Jakarta. Sudrajat dan Edy diusung sebagai calon gubernur masing-masing di Jawa Barat dan Sumut.
Gerindra kemudian juga menampilkan cuitan berseri. Nama Anies, Sandi, Ridwan Kamil, Jokowi, dan Ahok kembali disebut.
Admin akun Twitter Gerindra juga menyatakan, ada beberapa kader Gerindra yang batal dicalonkan seperti Ferry Juliantono di Pilgub Jateng, namun bisa menerima keputusan tersebut.
Soal La Nyalla di Jatim, Gerindra menegaskan sudah memberikan kesempatan pada mantan Ketua Umum PSSI itu untuk membangun koalisi dan mencari wakil. Namun La Nyalla dinilai tidak bisa memenuhi syarat itu.
“Karena secara realistis, @Gerindra tidak sanggup mengusung cagub di Jatim tanpa berkoalisi dengan partai lain”.
Hal yang sama juga dipersyaratkan Gerindra pada bakal calon lain. Sudirman Said di Pilgub Jateng dan Sudrajat di Pilgub Jabar bisa memenuhinya. Bahkan Ketua DPD Gerindra Jabar, Mulyadi, juga tidak diusung Gerindra karena dinilai tidak memenuhi syarat tersebut.
“Jadi, publik bisa menilai sendiri, mana kader sejati dan pejuang politik @Gerindra. Dan mana yang tidak tulus berjuang bersama @Gerindra dan pak @prabowo, karena memanfaatkan politik hanya untuk tujuan ambisi kekuasaannya saja”.
Dari beberapa orang disebut namanya di Twitter, hingga Jumat (12/1) pagi, hanya Ridwan Kamil yang merespons.
 La Nyalla Mahmud Mattalitti mengaku diminta mahar oleh Prabowo Subianto sebesar Rp40 miliar untuk bisa diusung di Pilgub Jatim. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono) |
Kamis malam, Wali Kota Bandung itu membalas cuitan Gerindra.
“Twit admin @Gerindra ini benar. Saya bersaksi. waktu pilwalkot BDG, Pak Prabowo dan Gerindra tidak meminta mahar sepeser pun utk tiket pilkada. Hatur Nuhun. **Di pilgub Jabar ini kami berpisah, krn syarat menjadi kader partai yg tidak mampu sy penuhi,” kata Ridwan.
Dalam Pilkada Kota Bandung 2013, Ridwan diusung oleh Gerindra yang berkoalisi dengan Partai Keadilan Sejahtera dan berpasangan dengan Oded Muhammad Danial.
Di Pilgub Jabar tahun ini, Ridwan Maju dan berpasangan dengan Uu Ruzhanul Ulum yang diusung oleh PPP, PKB, NasDem dan Hanura.
Sementara akun twitter Jokowi, Anies, dan nama-nama lain yang disebut belum merespons cuitan Gerindra tersebut.
Tudingan mahar politik di Pilgub Jatim dinyatakan oleh La Nyalla Mattalitti yang sebelumnya santer disebut bakal diusung Gerindra. Ia sudah mendapat surat tugas dan diminta mencari partai pengusung. Namun belakangan La Nyalla mengembalikan surat tugas tersebut.
Dalam pernyataannya kemarin, La Nyalla mengaku dimintai uang Rp40 miliar sebagai biaya saksi. Dalam perhitungannya, biaya saksi dibutuhkan sekitar Rp28 miliar dengan rincian Rp200 ribu untuk dua orang saksi di 68 ribu tempat pemungutan suara.
Namun La Nyalla belum mau menyerahkan uang tersebut sebelum surat rekomendasi dari Gerindra turun. Ia baru mau menyerahkan uang bila sudah resmi diusung. Karena itu ia menilai uang tersebut tak lain adalah mahar untuk membeli rekomendasi Gerindra.
Atas perlakuan yang diterimanya itu, La Nyalla menyatakan keluar adari Gerindra dan tak akan lagi mendukung Prabowo di Pilpres 2019. Dalam dua pilpres sebelumnya (2009 dan 2014), La Nyalla mengaku mendukung Gerindra dengan menggunakan dananya sendiri.
(asa)