Jakarta, CNN Indonesia -- Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan turut membantah adanya mahar kepada Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto saat dia dan wakilnya, Sandiaga Uno hendak bertarung di Pilkada DKI 2017.
"Tidak ada maharan-maharan. Kita tidak, saya tidak. Saya tadi pagi ditanya 'Pak, maharnya berapa?' Enggak ada tuh obrolan mahar," kata Anies di Balai Kota, Jumat (12/1).
Anies mengaku, yang terjadi hanyalah pengumpulan dana secara sukarela darinya, Sandi, dan segenap donatur untuk mendukung kesuksesan menang pilkada.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Enggak ada (mahar) sama sekali. Bahkan, kalau bisa dibilang ya semuanya kemarin itu iuran, sehingga terjadi gerakan semuanya terlibat," kata Anies.
Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI itu membenarkan butuh biaya besar untuk seseorang terjun di dunia politik dan meraih suara rakyat.
"Jadi, bahwa proses politik memerlukan biaya itu benar. Tapi bahwa calon, kami harus membayar itu tidak ada," kata Anies menegaskan.
Saat Pilkada DKI 2017 putaran kedua, Anies-Sandi menghabiskan dana sebesar Rp17,9 miliar untuk kegiatan kampanye selama periode Maret hingga April.
Dari total dana tersebut, Rp16 miliar berasal dari kantong pribadi Sandi. Uang tersebut paling banyak untuk biaya media kampanye, kegiatan koordinasi, sosialisasi, serta penguatan struktur Gerindra dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS), termasuk operasional posko.
Untuk biaya kaos yang termasuk media kampanye, Anies-Sandi menghabiskan sekitar Rp3,2 miliar. Sementara itu sebanyak Rp7,9 miliar dikeluarkan untuk penguatan struktur Partai Gerindra dan PKS sebagai partai pengusung.
(djm)