Jakarta, CNN Indonesia -- Tim Pusat Laboratorium Forensik (Puslabfor) Polri mengambil logam dan beton dari reruntuhan selasar Tower II Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI) saat olah Tempat Kejadian Perkara (TKP), Selasa (16/1). Disebutkan pula, selasar itu tidak pernah mendapat perawatan.
Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Setyo Wasisto mengatakan, hal itu terkait dengan penyelidikan soal penyebab insiden robohnya selasar gedung tersebut, pada Senin (15/1). Meski demikian, pihaknya mengaku belum mengetahui tenggat rampungnya pemeriksaan ini.
"Puslabfor saya tidak bisa memberikan
deadline berapa lama, karena ini menyangkut pemeriksaan laboratorium. Kalau sudah ada hasil nanti kami rilis. Ada sampel yang diambil itu, material, itu logam dan beton," ujarnya di Gedung BEI, Jakarta Selatan, Selasa (16/1).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Direktur Cushman and Wakefield Indonesia Farida Riyadi menambahkan, pihaknya tidak memiliki wewenang soal dugaan penyebab runtuhnya selasar di gedung setinggi 32 lantai tersebut.
Terkait muatan berlebih yang diduga sebagai penyebab runtuhnya selasar, Farida juga belum dapat memastikan hal tersebut. Dia menyebut, konsultan independen yang menyelidiki hal tersebut memiliki datanya.
"Saya tidak pegang datanya, tapi itu ada (datanya)," kata dia.
Farida mengakui, pihaknya tidak melakukan pemeliharaan khusus pada selasar tersebut selama gedung Tower II berdiri. Sebab, selasar itu berada di dalam gedung.
"Struktur gedung kami sudah bicara sama konsultan gedung kami. Kalau struktur gedung berada di luar dan kena udara luar itu harus dikasih perhatian khusus karena kena cuaca. Tapi karena (selasar) ini di dalam (gedung) jadi tidak ada
treatment khusus kecuali untuk yang menyangkut elektronik," terangnya.
Tim kepolisian sendiri telah menghentikan olah TKP. Gedung Tower II BEI juga diakui dapat digunakan untuk aktivitas normal seperti biasa pada Rabu (17/1).
(arh/djm)