Jakarta, CNN Indonesia -- Ketua Umum Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura) Oesman Sapta Oedang mengklaim dirinya hanya memecat dua ketua Dewan Pengurus Daerah (DPD) saja. Pemecatan ini menjadi salah satu isu yang menimbulkan konflik dalam tubuh Partai Hanura.
"Saya hanya memecat dua orang," kata pria yang akrab disapa OSO itu di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan, Selasa (16/1).
Klaim OSO itu berbeda dengan pernyataan yang disampaikan Ketua DPD Hanura Sumatra Barat, Marlis Arinia.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Marlin, pada saat OSO menjabat, sudah ada enam ketua DPD, yakni Jawa Barat, Jawa Tengah, Sumatra Utara, Sulawesi Selatan, Maluku Utara, dan Sumatra Selatan yang diberhentikan secara sepihak tanpa sebab yang jelas.
Adapun OSO tak menyebut siapa dua orang ketua DPD yang dipecat olehnya.
OSO menyampaikan pemecatan terhadap dua ketua DPD dilakukan karena keduanya dianggap tidak disiplin.
OSO pun menilai, pemecatan tersebut sesuai dengan aturan partai dan merupakan bentuk tanggung jawabnya sebagai seorang pemimpin di Hanura.
"Kalau (pemecatan) salah, boleh ajukan kesalahan itu kepada dewan pertimbangan," ujarnya.
Ia pun heran mengapa persoalan pemecatan dua ketua DPD tersebut tiba-tiba dipersoalkan.
"Kok tiba-tiba, enggak ada angin, ada ribut, lucu deh," ucap OSO.
Sebelumnya, Ketua DPD Hanura Sumatra Barat, Marlis Arinia menyampaikan pemecatan ketua DPD seharusnya dilakukan melalui musyawarah daerah dan tidak bisa diputuskan secara sepihak oleh ketua umum.
Marlis juga menyinggung soal alasan pemecatan yang tidak logis, sehingga menurutnya pemecatan tersebut justru berdampak pada kondisi psikologis para ketua DPD Hanura banyak yang tertekan.
"Kalau beliau (OSO) kunjungan ke daerah dan tidak meriah sambutannya, beliau akan marah ke ketua DPD dan mengancam akan di plt-kan atau diberhentikan," ungkapnya.
(osc)