Jakarta, CNN Indonesia -- Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto menyebut sampai saat ini kebutuhan alat utama sistem persenjataan (alutsista) bagi TNI AU masih mengalami kekurangan.
Pasalnya menurut Hadi, dalam rencana strategis (renstra) II ini TNI AU masih menunggu kedatangan pesawat tempur pengganti F-5 yang sudah dimuseumkan
Sebelumnya telah direncanakan pesawat Sukhoi SU-35 yang akan menggantikan F-5. Namun, hingga kini proses penandatanganan kontrak pembelian masih belum dilakukan Kementerian Pertahanan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Hampir 1,5 tahun para penerbang tidak terbang dengan pesawat tersebut," kata Hadi usai acara serah terima jabatan Kepala Staf TNI AU di di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Jumat (19/1).
Selain itu, lanjutnya, kebutuhan radar bagi TNI AU juga masih belum terpenuhi. Ia mengatakan saat ini hanya ada 20 radar TNI AU yang beroperasi. Kemudian, dalam Renstra II dan III telah didata bahwa TNI AU setidaknya perlu menambah 12 radar lagi.
Terkait radar tersebut, kata Hadi, akan dihitung kembali oleh KSAU yang baru, Marsekal Yuyu Sutisna.
Di sisi lain, lanjutnya, TNI AU juga memerlukan penambahan pesawat angkut pengganti Hercules yang dimiliki saat ini.
"Akan kita tingkatkan menjadi tipe J termasuk pesawat angkut ringan dan helikopter," tutur Hadi.
 Marsekal Yuyu Sutisna (tengah) menjadi KSAU menggantikan Marsekal Hadi Tjahjanto (kiri) yang telah dilantik sebelumnya oleh Presiden RI Joko Widodo menjadi Pangliam TNI. (Dok. Puspen TNI) |
Hadi mengatakan semua kebutuhan tersebut sudah tercantum dalam Renstra TNI AU. Sehingga, lanjutnya, dalam pengadaan tinggal mengikuti Renstra saja untuk bisa mewujudkan kekuatan minimal atau
minimum essential force TNI AU.
"Terkait pemenuhan alutsista sudah saya serahkan kepada marsekal Yuyu, Marsekal Yuyu tinggal melanjutkan kebijakan-kebijakan itu," kata Hadi.
Setelah Yuyu dilantik Presiden RI Joko Widodo pada Rabu (17/1) lalu, jabatan Kepala Staf Angkatan Udara resmi diserahterimakan dari Panglima TNI hari ini di Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma.
(kid/gil)