Jakarta, CNN Indonesia -- Sejumlah pengemudi angkutan kota (angkot) melakukan aksi demontrasi di depan Gedung Balai Kota, Kantor Gubernur DKI Jakarta, Senin (22/1).
Mereka menuntut Pemprov DKI kembali membuka jalur Jatibaru, Tanah Abang yang ditutup demi memberi ruang bagi pedagang kaki lima berjualan mulai pukul 08.00 WIB hingga 18.00 WIB.
Koordinator aksi, Andreas, mengatakan ia dan kawan-kawan meminta Gubernur Anies Baswedan agar bertanggung jawab atas nasib pengemudi angkot yang jalurnya kini telah diambil untuk PKL.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Gubernur harus tegas, dan Pak Gub segera membuka kembali akses jalan di Tanah Abang,” kata Andreas di depan Gedung Balai Kota, Jakarta Pusat.
Namun, bukan Anies maupun Wakil Gubernur Sandiaga Uno yang menerima perwakilan para pengemudi tersebut melainkan Kepala Dinas Perhubungan Andri Yansyah. Pertemuan perwakilan pengemudi dan Andir Yansyah itu berakhir sekitar pukul 12.36 WIB.
Andreas mengatakan dalam aksi itu sedikitnya ada 500 peserta yang terdiri dari warga dan sopir. Adapun pengemudi angkot yang mengikuti aksi ini yakni diantaranya trayek 03, 05, 08, dan 010.
Pendapatan Sopir TurunAndreas mengatakan akibat penerapan kebijakan penutupan jalan Jati Baru itu setidaknya telah membuat pendapatan para supir menurun hingga 60 persen. Saat ditanya mengenai angka nominal, Andreas tak mau mengungkap lebih lanjut.
“Diperparah adanya bus eksplorer itu. Pokoknya kami juga minta bus itu ditiadakan,” katanya.
Lebih lanjut kata Andreas, jalanan yang kini ditutup untuk PKL harusnya digunakan sesuai fungsinya. Namun sekarang, jalanan itu sesuai arahan Gubernur malah digunakan untuk berjualan dan kemudian ditutup.
“Itu kan fungsinya untuk kendaraan, sesuai dengan fungsinya dan harus dikembalikan ke fungsi semula. Trotoar ya jadi trotoar, jalan ya jadi jalan bukan tempat jualan,” kata dia.
Selain itu, Andreas juga menyebut penderitaan para supir angkot ini diperparah dengan adanya bus TransJakarta Explorer yang mengangkut penumpang di kawasan Tanah Abang.
(kid)