Jakarta, CNN Indonesia -- Gempa susulan kembali mengguncang Banten. Warga di Kabupaten Lebak, merasa trauma dan segera lari keluar rumah, untuk menyelamatkan diri.
"Ya warga kaget. Yang di sekolah, yang di rumah, keluar semua. Enggak sampai satu menit (gempanya), tapi kerasa lama," kata Rudiat, Jaro (kepala desa) Cihambali, Bayah, Kabupaten Lebak, Banten, melalui sambungan selulernya, Rabu (23/01/2018).
Dirinya meminta agar pemerintah segera memberikan imbauan bagaimana seharusnya masyarakat bersikap saat terjadi gempa bumi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau di Cihambali, belum ada imbauan gitu yah, khususnya di Cihambali," terangnya.
Sedangkan di Kota Serang, gempa dirasakan warga, dengan intensitas guncangan yang kecil. “Kerasa cuma kecil. Emak saya dari Cikande (kabupaten Serang) telepone," kata Agus Tri, warga Kasemen, Kota Serang, saat dikonfirmasi melalui sambungan selulernya, Rabu (24/1).
Lokasi gempa masih sama dengan pusat gempa yang terjadi kemarin, Selasa 23 Januari 2018, yang berkekuatan 6,1 SR.
"Iya, masih berdekatan dengan yang kemarin," kata Trian, Prakirawan BMKG Klas I Serang, Rabu (24/1).
Masyarakat diimbau untuk tetap waspada. Meski begitu, gempa itu tidak berpotensi tsunami.
"Tetap waspada dan jangan termakan isu hoaks. Tidak ada potensi Tsunami," terangnya.
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Indonesia mencatat aktivitas gempa terjadi sekitar pukul 13.32 WIB dengan kekuatan mencapai 5,1 SR.
Gempa itu terjadi di perairan laut Selatan Jawa pada kedalaman 42 kilometer, dan berjarak sekitar 72 kilometer barat daya, Lebak, Banten.
BMKG memastikan gempa yang terjadi kali ini tidak berpotensi tsunami.
(yan/djm)