Jakarta, CNN Indonesia -- Partai Amanat Nasional (PAN) tidak ambil pusing atas hasil survei terbaru dari Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA yang dirilis Rabu (24/1).
Dalam survei itu LSI mengkategorikan PAN bersama empat partai lain sebagai partai yang terancam tidak lolos ambang batas parlemen.
"PAN tidak peduli hasil survei. Kalau itu jadi salah satu indikator, ya, silakan," kata Wakil Ketua Umum PAN Taufik Kurniawan di Gedung DPR, Jakarta, Kamis (25/1).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Taufik, hasil survei jelang pemilu seringkali tidak akurat. Itu berdasarkan pengalaman PAN di pemilu 2009 dan 2014.
Kata Taufik, di dua pemilu itu lembaga survei selalu mencatat suara PAN di bawah 2 persen.
Prediksi itu terbukti salah. Taufik mencontohkan hasil Pemilu Legislatif 2014 ketika PAN mendapat 7,59 persen dan mendapat jatah kursi pimpinan di DPR dan MPR.
"Jangan asal
mengeksplore dan ekspose hasil survei, tapi tentunya hasilnya harus akurat," ujar Taufik.
Ia lantas meminta agar lembaga survei menjaga sakralitasnya sebagai lembaga akademik di tahun politik, dengan tidak melakukan penggiringan opini publik atau politisasi.
Taufik juga berharap di masa mendatang lembaga-lembaga survei bisa memberikan riset yang dapat dipertanggungjawabkan dan tidak menjadi arena politisasi.
"Yang terhormat lembaga survei silakan mensurvei. Tentunya, hasilnya harus dipertanggungjawabkan dan kalau hasilnya salah seperti yang terjadi pada PAN, nanti bisa dituntut, loh," ujarnya.
LSI Denny JA dalam survei terbarunya mencatat PAN bersama Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Hanura, dan NasDem terancam tidak memenuhi syarat perolehan suara minimal di parlemen.
Kelima partai itu, berdasarkan survei LSI Denny JA, hanya mendapat suara di bawah 4 persen di pemilu legislatif 2019 atau di bawah ambang batas parlemen.
Survei Denny JA menyebut PAN harus bisa menemukan dan mengemas isu baru yang lebih
fresh agar bisa mendongkrak elektabilitasnya di Pileg 2014.
(wis/stk/wis)